Klaim Bagian dari Kebebasan Berekspresi, PM Norwegia Bela Aksi Perobekan dan Peludahan Alquran

- 4 September 2020, 02:02 WIB
Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg.*
Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg.* /The Independent./

Lebih lanjut Erna Solberg juga menyadari bahwa setiap kebebasan berpendapat memiliki konsekuensi yang harus dihadapi.

"Tetapi kebebasan berbicara memiliki konsekuensi, dan itu adalah terkadang Anda harus menahan diri mendengar hal-hal yang menyakiti Anda," ucapnya. 

Kemudian ia menambahkan, "Saya sangat memisahkan diri dari semua yang mereka (SIAN) perjuangkan. Saya pikir menyakitkan mendengar bagaimana mereka berbicara tentang orang yang tinggal di negara ini, berbicara tentang iman orang yang tinggal di negara ini."

Pernyataan Erna Solberg kepada kantor berita NTB itu dilontarkannya sehari setelah negara yang dipimpin Recep Tayyip Erdogan yakni Turki mengkritik aksi protes yang dilakukan SIAN.

Baca Juga: Ikuti Tren Anti Islam, Mantan Muslim Taat yang Kini Atheis Tunjukkan Video Robek dan Ludahi Alquran

"Sangat salah melihat rasisme dan permusuhan terhadap Islam sebagai bagian dari kebebasan berbicara," ucap Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Turki.

Kemlu Turki berpendapat bahwa berdasarkan fakta, partai politik (parpol) arus utama tidak melakukan pencegahan, bahkan sebagian mengizinkan pidato rasis hanya bertujuan mendulang dukungan.***

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Daily Sabah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah