Ribuan orang menuju Gaza selatan dengan mobil, truk, dan bahkan gerobak yang ditarik keledai yang berisi barang apa pun yang bisa mereka bawa.
Baca Juga: Otto Hasibuan Minta Jessica Wongso Tak Tuntut Apapun jika Bebas: Keadilan Sudah Tercapai...
Namun di wilayah selatan, masyarakat tidak merasa aman dan melaporkan bahwa mereka berdesakan di rumah keluarga, teman, dan bahkan orang asing yang membukakan pintu bagi para pengungsi.
“Masalah yang paling mendesak adalah kekurangan makanan, karena pasar-pasar tutup atau persediaan tidak terisi kembali karena permintaan air dan makanan sangat tinggi,” kata Hisham Mhanna, seorang media dan petugas komunikasi Komite Palang Merah Internasional di Gaza.
Hisham mengatakan bahwa wilayah selatan memang tidak aman.
Baca Juga: Tanggal 16 Oktober Hari Apa? Ada Hari Pangan Sedunia, Ini Dia Sejarah dan Tema Peringatannya
Selain kekurangan makanan dan air, krisis Bahan Bakar Minyak semakin mempersulit keadaan. Sejumlah penduduk Palestina bahkan rela jalan kaki puluhan kilometer untuk mengungsi.
“Sama sekali tidak ada akses terhadap bahan bakar di beberapa daerah. Beberapa orang tidak punya cara untuk pindah atau mengungsi dari rumahnya. Saya melihat dengan mata telanjang keluarga, perempuan, anak-anak, orang lanjut usia berjalan puluhan kilometer berusaha mencapai kawasan aman seperti yang diinstruksikan oleh Israel,” katanya.
Ia mengatakan, banyak keluarga yang tinggal di jalanan, tanpa atap, tanpa akses terhadap air, tanpa kamar mandi, tanpa selimut, tanpa kasur, tanpa peralatan kebersihan.
Baca Juga: 7 Warung Soto Lamongan di Yogyakarta yang Rasanya Gurih dan Menggetarkan Lidah