Soal Konflik Israel-Hamas, AS dan Rusia Ajukan Rancangan yang Bertolak Belakang

- 25 Oktober 2023, 20:57 WIB
Seekor merpati terbang di atas puing-puing rumah yang hancur akibat serangan Israel, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 11 Oktober 2023.
Seekor merpati terbang di atas puing-puing rumah yang hancur akibat serangan Israel, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 11 Oktober 2023. /Antara/Ibraheem Abu Mustafa/

PR DEPOK - Amerika Serikat (AS) dan Rusia telah mengajukan rencana bertolak belakang di Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait jeda kemanusiaan atau gencatan senjata dalam konflik Israel-Hamas di Gaza.

Amerika dan Rusia saling bersaing di PBB untuk membantu warga sipil Palestina yang terjebak dalam konflik Israel-Hamas yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023.

Amerika dan Rusia meminta resolusi kepada Dewan Keamanan PBB untuk mengatasi kekurangan makanan, air, pasokan medis, dan listrik di Jalur Gaza.

Namun AS telah menyerukan jeda kemanusiaan untuk memungkinkan bantuan masuk ke Gaza. Sedangkan Rusia menginginkan gencatan senjata kemanusiaan.

Baca Juga: Empuk Banget! 5 Rekomendasi Sate Ayam dan Kambing di Wonosobo Buka Setiap Hari, Cek Lokasinya

Jeda kemnusiaan dianggap kurang formal dan lebih pendek dari gencatan senjata. Meskipun demikia, perbedaanya cukup nampak terlihat.

AS membuat proposal yang telah berkembang dari darf awal dan diberikan kepada Dewan yang beranggotakan 15 negara yang sangat pro Israel.

Rusia tidak mendukung rencana AS untuk bertindak, dan mengajukan teksnya sendiri yang menyerukan gencatan senjata, sebuah ide yang didukung oleh negara-negara Arab.

Baca Juga: Penjelasan Ending The Worst of Evil: Berakhir Dramatis, Gi-cheul Tewas di Tangan Jun-mo

Dewan Keamanan PBB membutuhkan setidaknya sembilan suara dan tidak ada veto dari Amerika, Perancis, Inggris, Rusia, atau Cina untuk diadopsi. Dan belum diketahui secara jelas, kapan rencana resolusi dari kedua negara itu dapat dilakukan pemungutan suara.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyampaikan dukungannya terhadap rencana AS dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Selasa.

“Badan tersebut memiliki peran penting untuk dimainkan dan bahwa teks AS menetapkan langkah-langkah praktis,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken yang dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters.

Baca Juga: Referensi 5 Tongseng Terenak di Cengkareng, Jakarta Barat, Kuah Kental Bikin Lidah Bergoyang

Amerika Serikat pekan lalu memveto resolusi yang dirancang Brasil untuk jeda kemanusiaan, dengan alasan memfokuskan pada perantara akses bantuan ke Gaza dan mencoba membebaskan para sandera yang ditahan oleh Hamas.

Pada awalnya rancangan tersebut tidak menyerukan jeda atau gencatan senjata. Namun menanggapi tekanan internasional yang semakin meningkat, AS mengubah draf tersebut dengan memasukkan seruan jeda kemanusiaan untuk memungkinkan akses bantuan.

AS juga melunakkan rancangan keseluruhan, menghapus referensi langsung ke Iran dan hak Israel untuk membela diri.

Baca Juga: Dilantik Presiden Jokowi sebagai KSAD, Intip Harta Kekayaan Jenderal Agus Subiyanto

Namun, Rusia mengajukan rancangan resolusi alternatifnya sendiri pada hari Selasa setelah mengatakan bahwa Rusia tidak mendukung tindakan yang diusulkan AS.

"Seluruh dunia mengharapkan dari Dewan Keamanan seruan untuk gencatan senjata yang cepat dan tanpa syarat, Inilah yang tidak ada dalam draf Amerika. Oleh karena itu, kami tidak melihat ada gunanya, dan kami tidak dapat mendukungnya," kata Duta Besar Rusia Vassily Nebenzia untuk PBB.

Negara-negara Arab menegaskan di PBB, bahwa mereka dengan tegas mendukung seruan gencatan senjata kemanusiaan.

Baca Juga: A Good Day to Be a Dog Episode 4 Tidak Tayang Kenapa? Ini Alasan dan Jadwal Terbaru

"Kami mengikuti dengan penyesalan atas ketidakmampuan dewan ini dua kali untuk mengadopsi resolusi atau bahkan menyerukan gencatan senjata untuk mengakhiri perang ini," ujar Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry kepada dewan keamanan.

Perang semakin memanas pada 7 Oktober dan merangsek ke kota-kota dan kibbutz Israel, menewaskan 1.400 orang.

Sejak saat itu, Israel menggempur Gaza dari udara. Otoritas Palestina mengatakan lebih dari 5.700 orang telah terbunuh di daerah tersebut. PBB mengatakan sekitar 1,4 juta orang kehilangan tempat tinggal.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah