Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Pernah Terjerat Kasus Korupsi, Ini Rekam Jejaknya

- 9 November 2023, 15:05 WIB
Benyamin Netanyahu
Benyamin Netanyahu /REUTERS / Abir Sutan Pool/

PR DEPOK - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu kini menjadi buah bibir masyarakat atas tindakan yang dilakukan saat konflik Israel dan Hamas memanas sejak 7 Oktober 2023.

Benjamin Netanyahu membuat gempar dunia atas tindakan menolaknya gencatan senjata yang telah diusulkan oleh para pejabat PBB dan negara-negara lainnya.

Siapa sangka, anak dari seorang sejarawan Yahudi ternama Benzion Netanyahu itu memiliki kasus besar yang pernah dialaminya.

PikiranRakyat-Depok.com telah merangkum rekam jejak kasus Benjamin Netanyahu yang jarang orang ketahui.

Baca Juga: Cobain 5 Warung Seblak Terenak di Sukabumi yang Bikin Perut Bahagia

Awal Mula Netanyahu Korupsi

Pada tahun 2016, Netanyahu memiliki kebiasaan memberikan bantuan resmi kepada para pengusaha kaya dengan imbalan hadiah, baik yang berwujud maupun tidak berwujud.

PM Netanyahu dituduh menerima barang mewah seperti cerutu, sampanye, gelang, tas, dan pakaian mewah.

Pada Agustus 2017, tim Investigasi mengungkapkan, bahwa Benjamin Netanyahu telah ditetapkan sebagai tersangka atas tuduhan penipuan, pelanggaran kepercayaan, dan suap.

Baca Juga: Tutorial Cara Cek Penerima KJP Plus 2023 Tahap 2 Online Pakai HP atau Laptop via Link kjp.jakarta.go.id

Kasus yang menjerat Netanyahu dalam penerimaan hadiah dari dua pengusaha terkemuka.

Sementara di kasus lainnya, Netanyahu diduga memaksa sebuah surat kabar untuk membuat pemberitaan lebih banyak yang menguntungkan masa jabatannya.

Setelah adanya kasus itu, partai Likud mensponsori apa yang disebut "RUU Rekomendasi" untuk membatasi informasi yang disediakan untuk publik.

RUU Rekomendasi tersebut memicu kemarahan para kritikus, yang melihatnya sebagai upaya terang-terangan untuk melindungi Netanyahu dari hasil penyelidikan.

Baca Juga: Sejarah Singkat Hari Pahlawan yang Tidak Pernah Terlepas dari Peristiwa Pertempuran Surabaya

Pada 2 Desember, sebelum parlemen diperkirakan akan mengesahkan RUU tersebut, para penentang mengadakan demonstrasi besar-besaran di Tel Aviv.

Demo besar-besaran itu melibatkan sekitar 20.000 pengunjuk rasa. Dan Netanyahu mengatakan bahwa ia telah menginstruksikan para sekutu politiknya untuk menyusun ulang RUU tersebut.

Pada tanggal 13 Februari 2018, polisi Israel merilis, mereka menemukan cukup bukti untuk mendakwa Netanyahu atas tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.

Pada November 2019, Jaksa Agung Avichai Mandelblit mengumumkan bahwa ia berniat mendakwa Netanyahu dengan berbagai tuduhan.

Baca Juga: Menteri Hak Sosial Spanyol Kecam Israel, Ajak Uni Eropa Putus Hubungan Diplomatik

Pada Mei 2020 persidangan akan dimulai, dan Pengadilan Distrik Yerusalem telah memeriksa lebih dari 300 saksi.

Diperkirakan persidangan akan berlangsung selama satu tahun, namun ditunda beberapa kali dengan alasan pribadi, pembatasan akibat covid, dan ketika hakim dalam kasus tersebut dinyatakan positif mengidap Covid.

Dakwaan Kasus Netanyahu

Pengadilan korupsi ini menggabungkan tiga kasus terpisah, yang dikenal sebagai Kasus 1000, 2000, 3000 dan 4000.

Baca Juga: Prediksi Pertandingan PSIS vs Persita di BRI Liga 1 Lengkap dengan Head to Head dan Susunan Pemain

Netanyahu dibebaskan dalam Kasus 3000, yang berkaitan dengan pengadaan kapal selam buatan Jerman oleh pemerintah.

Istri dari Netanyahu, Sara dikabarkan menerima hadiah tetapi tidak menjadi terdakwa dalam persidangan.

Kasus 1000

Pada tahun 2007 sampai 2016, Netanyahu dituduh menerima hampir $300.000 dalam bentuk hadiah dari produser Hollywood Arnon Milchan dan miliarder Australia James Packer.

Baca Juga: Cara Cek Penerima Bansos BPNT Pakai KTP Periode November-Desember 2023, Apakah Sudah Cair?

Dakwaan tersebut juga menuduh Netanyahu melobi pemerintah AS untuk membantu Milchan memperbarui visa Amerikanya.

Netanyahu juga membantu kesepakatan merger yang melibatkan saluran TV yang sebagian dimiliki oleh Milchan.

Sedangkan Packer tidak dituduh menerima apa pun sebagai imbalan atas pemberiannya.

Kasus 2000

Baca Juga: 13 Link Twibbon Hari Pahlawan 2023 untuk 10 November dengan Desain Terbaru dan Terbaik

Pada tahun 2014, Netanyahu didakwa mendiskusikan pengaturan quid pro quo dengan Arnon Mozes, penerbit Yediot Aharonot, salah satu surat kabar terkemuka di Israel.

Dakwaan tersebut Netanyahu akan menerima liputan yang mendukung dari surat kabar tersebut.

Sebagai gantinya Netanyahu dituduh setuju untuk mempertimbangkan pemberlakukan undang-undang yang akan mengekang kekuatan Israel Hayom.

Israel Hayom adalah surat kabar saingan yang dimiliki oleh Sheldon Adelson, seorang pendukung Netanyahu.

Baca Juga: BRI Liga 1: Head to Head, Susunan Pemain, dan Prediksi Skor Pertandingan Barito Putera vs Persebaya

Namun Netanyahu tidak dituduh menindaklanjuti janji tersebut.

Kasus 4000

Taban 2012 sampai 2017, jaksa penuntut mengklaim bahwa seorang maestro telekomunikasi bernama Shaul Elovitch dan istrinya memberikan bantuan kepada Netanyahu dan keluarganya.

Baca Juga: 2 Lagu Cocok DIputar di Hari Pahlawan 10 November, Kenang Peristiwa Bersejarah

Dengan Harapan Netanyahu tidak akan menghalangi kepentingan bisnis keluarga Elovitch.

Elovitch diduga telah berulang kali mengizinkan Netanyahu dan keluarganya untuk membentuk liputan situs web beritanya.

Namun Keluarga Elovitch, yang sedang diadili, menyangkal melakukan kesalahan.***

Editor: Linda Agnesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah