“Yang paling utama adalah saya menyebut pernikahan gay," ujar dia saat diwawancara di salah satu televisi di Ukraina, pada Maret 2020.
Pada 13 April 2020, sebuah kelompok Ukraina LGBT + menggugat Filaret atas komentarnya yang menyalahkan mereka terkait wabah di negara bekas Uni Soviet tersebut.
Kelompok Insight terpaksa mengambil langkah hukum karena pernyataan Filaret dianggap berpotensi memicu kekacauan dan diskriminasi.
"Kami hanya ingin mereka lebih bertanggung jawab di lain waktu, tujuan kami adalah untuk menunjukkan kepada orang-orang bahwa tidak ada lagi tempat untuk pernyataan seperti itu dari para pemimpin gereja di Ukraina” ucap Ketua Insight, Oiena Shevchenko.
Baca Juga: Usai Dua Kali Vaksinasi, Relawan Uji Klinis Vaksin Sinovac Dinyatakan Positif Covid-19
Sementara itu, juru bicara Amnesty International Ukraina, Maria Guryeva juga menyayangkan atas apa yang dilakukan Filaret itu.
"Pernyataan seperti itu sangat berbahaya karena dapat menyebabkan peningkatan serangan, agresi, diskriminasi dan penerimaan kekerasan terhadap kelompok tertentu," kata Maria Guryeva.
Meski begitu, Patriarch Filaret bukanlah satu-satunya pemuka agama yang menyalahkan virus pada orang LGBT sejak pertama kali muncul di China akhir tahun lalu.
Menyikapi hal tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta untuk tidak menyebarkan disinformasi atau membuat stigma tertentu terkait Covid-19.***