Baca Juga: 5 Bakso Paling Mantul di Telukjambe, Banyak Pembeli Terlena dengan Kelezatan Rasanya
"Air bersih langka, makanan dan obat-obatan menipis, dan wanita hamil atau menyusui berjuang untuk mendapatkan makanan,” kata anggota staf Save the Children.
“Rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang sudah menghadapi kekurangan parah diserang, menempatkan ribuan pasien, termasuk wanita hamil dan bayi baru lahir, dalam bahaya besar.” sambungnya.
Pernyataan tersebut mengutip Maha, seorang anggota staf Save the Children di Jalur Gaza yang mengungsi ke selatan namun berlindung di luar Rumah Sakit Al Shifa.
Maha memberikan pengalamannya ketika di sana, ia mengatakan bahwa pemandangan di rumah sakit sangat mengerikan. Wanita hamil di lorong-lorong menjerit kesakitan.
“Bayi-bayi yang baru lahir tanpa identitas di dalam inkubator, tanpa anggota keluarga yang masih hidup. Bahan bakar telah habis. Saya harus melarikan diri. Saya tidak tahu apakah mereka selamat," katanya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 22 dari 36 rumah sakit di Gaza kini sudah tidak berfungsi.
Direktur Save the Children, Jason Lee mengatakan bahwa bayi-bayi dilahirkan dalam mimpi buruk, bencana kemanusiaan. Keluarga mereka terputus dari kebutuhan dasar.
“Wanita hamil melahirkan tanpa perawatan medis dan bayi-bayi prematur sekarat di dalam inkubator," sambungnya.