"Memprioritaskan kesehatan bukan hanya sebuah pilihan, ini adalah fondasi dari masyarakat yang tangguh," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Menurut Tedros para pemimpin harus mewujudkannya dan memberikan hasil kesehatan yang kuat yang diharapkan oleh masyarakat dan ekonomi mereka.
"Kita harus mengubah pembicaraan dan menunjukkan manfaat besar dari tindakan iklim yang lebih berani terhadap kesehatan dan kesejahteraan kita," ujarnya.
Baca Juga: Nasi Langgi dengan Empal Kelem: Kombinasi Lezat Khas Jawa Tengah
WHO menyadari adanya kekurangan dana dalam sistem perawatan kesehatan, dan membutuhkan lebih banyak dana untuk mendukung sistem kesehatan dalam menghadapi perubahan iklim.
WHO mengatakan bahwa komunitas kesehatan mendesak adanya pembiayaan tambahan dari jalur-jalur yang inovatif.
Desakan tersebut mencakup divestasi dan penghentian subsidi untuk bahan bakar fosil, dan menghasilkan dana baru untuk mendukung sistem perawatan kesehatan dalam beradaptasi dengan perubahan iklim.
Baca Juga: Buntut Kontroversi Pemenang MasterChef Indonesia Season 11, Netizen Minta Lisensi Dicabut
WHO mengungkapkan kegagalan untuk bertindak cepat akan membuat sistem kesehatan di seluruh dunia rentan terhadap dampak perubahan iklim yang luar biasa. Dan perubahan iklim bukanlah ancaman yang jauh tetapi merupakan bahaya saat ini.
Angka WHO menunjukkan bahwa 7 juta kematian dini disebabkan oleh polusi udara setiap tahunnya.