Untuk itu, WHO meminta Otoritas Kesehatan China melaporkan data lengkap, termasuk hasil laboratorium mengenai tren terkini penyebaran pneumonia.
Dalam pernyataannya pada tanggal 23 November, WHO mengatakan bahwa otoritas kesehatan Tiongkok mengaitkan peningkatan jumlah pasien rawat inap sejak bulan Oktober dengan patogen yang diketahui, seperti adenovirus, virus influenza, dan RSV, yang cenderung hanya menyebabkan gejala ringan seperti pilek.
Namun, peningkatan jumlah anak yang dirawat di rumah sakit sejak bulan Mei, khususnya di kota-kota utara seperti Beijing, disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae, sebuah bakteri yang menginfeksi paru-paru. Penyakit ini merupakan penyebab umum dari pneumonia.
Benjamin Cowling, ahli epidemiologi di Universitas Hong Kong, tidak terkejut dengan gelombang penyakit ini.
“Ini adalah 'lonjakan musim dingin' yang biasa terjadi pada infeksi saluran pernapasan akut,” ujarnya seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Nature.
Baca Juga: 5 Tempat Soto Legendaris di Kota Madiun
“Hal ini terjadi pada awal tahun ini, mungkin karena meningkatnya kerentanan masyarakat terhadap infeksi saluran pernapasan akibat upaya penanganan Covid-19 selama tiga tahun,” katanya menambahkan.
Lonjakan penyakit di musim dingin selalu menjadi tantangan, namun sistem pelayanan kesehatan di China kini berada pada posisi yang lebih baik untuk memitigasinya dibandingkan sebelum pandemi ini terjadi, kata Christine Jenkins, seorang dokter pernapasan di UNSW Sydney di, Australia.
Dia mengatakan bahwa sistem pemantauan penyakit nasional, tes diagnostik, dan langkah-langkah yang lebih baik untuk menghambat penularan dan mencegah kematian akibat pneumonia kini sudah ada.