Dia kedapatan mencoba melarikan diri dari rumah angkatnya, tempat dia tinggal selama 25 tahun bersama suami dan putrinya yang berkewarganegaraan Tionghoa. Namun, selama tinggal di sana, dia tidak memiliki dokumen identitas dan tahu bahwa dia dapat dijemput oleh pihak berwenang kapan saja.
Dia berencana pergi ke Thailand dan Korea Selatan, sebelum bepergian ke Inggris untuk bertemu kembali dengan saudara perempuannya.
Pembelot Dinyatakan Menghilang
Kini, untuk kedua kalinya dalam hidup Kyu-li, adiknya menghilang. Pada hari Kamis, Kelompok Kerja Keadilan Transisi (TJWG), sebuah kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Seoul, mengatakan orang-orang yang dideportasi telah “menghilang”, meskipun berdasarkan informasi TJWG, kemungkinan besar mereka awalnya ditahan dan diinterogasi di salah satu dari tiga fasilitas penahanan.
Baca Juga: Ramai Pol! 12 Rekomendasi Soto Terenak dan Paling Dicari di Madiun
Kelompok tersebut yakin mereka akan ditahan di pusat penahanan di Pyongan Utara, Ryanggang, dan Hamgyong Utara sebelum dipindahkan ke fasilitas kementerian keamanan negara di kota asal mereka.
“Mereka yang dipulangkan secara paksa menghadapi kemungkinan penyiksaan, kekerasan seksual dan berbasis gender, pemenjaraan di kamp konsentrasi, aborsi paksa dan eksekusi karena rezim otoriter mereka mencap mereka sebagai ‘penjahat’ dan ‘pengkhianat’,” ujar TJWG.
Korea Selatan telah mengajukan protes kepada China atas deportasi tersebut, sementara Kementerian Luar Negeri Beijing membantah ada “orang-orang yang disebut pembelot” di China namun mengatakan bahwa warga Korea Utara masuk secara ilegal karena alasan ekonomi.***