PR DEPOK – Hizbullah dan tentara Israel membuat pernyataan yang menyebutkan bahwa keduanya ingin menghindari risiko perluasan perang lebih lanjut di luar Jalur Gaza, setelah serangan drone menewaskan seorang wakil pemimpin Hamas di Beirut.
Dalam pidatonya di Beirut pada 3 Januari, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah bersumpah bahwa pasukannya tidak bisa diam setelah pembunuhan wakil Hamas Saleh al-Arouri.
Nasrallah mengatakan angkatan bersenjatanya akan berjuang sampai akhir jika Israel memilih untuk memperluas perang ke Lebanon, namun ia tidak membuat ancaman nyata untuk bertindak melawan Israel dalam mendukung Hamas, sekutu Hizbullah yang juga didukung oleh Iran.
Israel tidak membenarkan atau membantah pembunuhan Arouri namun berjanji akan memusnahkan Hamas, yang menguasai Gaza, menyusul serangan lintas batas kelompok tersebut pada 7 Oktober yang menurut Israel 1.200 orang tewas dan sekitar 240 orang diculik.
Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, ketika ditanya apa yang dilakukan Israel untuk mempersiapkan perlawanan terhadap Hizbullah, mengatakan bahwa mereka fokus pada perang melawan Hamas.
"Kami belum melihat Hizbullah mengambil tindakan untuk memberikan bantuan dan bantuan kepada Hamas," kata juru bicara Gedung Putih, John Kirby, terkait pernyataan Nasrallah, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Baca Juga: Jadwal Tayang Episode 1-16 Marry My Husband, Balas Dendam Apik Park Min Young
Pembunuhan Aurori
Arouri, 57 tahun, yang tinggal di Beirut, adalah pemimpin politik senior Hamas pertama yang dibunuh di luar wilayah Palestina sejak Israel memulai serangannya terhadap kelompok militan Palestina setelah serangan 7 Oktober.