Liput Kondisi Covid-19 di Wuhan yang Sebenarnya, Jurnalis Warga Dilaporkan Menghilang Sejak Februari

- 24 September 2020, 20:59 WIB
Jurnalis warga asal Tiongkok, Chen Qiushi dilaporkan telah menghilang saat melaporkan virus corona di Wuhan, Tiongkok, pada Februari 2020 lalu.*
Jurnalis warga asal Tiongkok, Chen Qiushi dilaporkan telah menghilang saat melaporkan virus corona di Wuhan, Tiongkok, pada Februari 2020 lalu.* /AP./

Lebih lanjut dikabarkan adanya laporan yang saling bertentangan mengenai apakah Qiushi sekarang dalam tahanan, tinggal bersama orang tuanya di bawah pengawasan, atau di bawah pengawasan di lokasi yang ditentukan seperti suatu bentuk penahanan rahasia Tiongkok yang memungkinkan pihak berwenang menahan seseorang selama enam bulan tanpa dakwaan.

Lebih lanjut seorang teman Chen mengatakan mereka hanya yakin bahwa Chen tidak bebas.

Chen merupakan salah seorang dari beberapa jurnalis warga yang ditangkap oleh pihak berwenang setelah melaporkan wabah yang ditemukan di Wuhan, Tiongkok.

Diketahui Li Zehua pergi ke Wuhan untuk melapor setelah hilangnya Chen, dikabarkan hilang pada awal Februari tetapi dibebaskan pada April.

Baca Juga: Jam Iklim Prediksi Usia Bumi Tinggal 7 Tahun Lagi, NASA: Akan Ada Gelombang Panas Ekstrem

Selain itu Fang Bin, yang merupakan seorang warga Wuhan yang juga dilaporkan hilang pada saat yang sama dan tidak terlihat lagi sejak saat itu. Warganet berkumpul di sekitar lokasi hilangnya sang jurnalis, khususnya Chen, yang diambil pada hari yang sama ketika dokter whistleblower, Li Wenliang, meninggal karena menanggulangi Covid-19.

Dilaporkan Partai Komunis Tiongkok (PKC), yang dipimpin oleh presiden, Xi Jinping, telah mengambil tindakan tegas terhadap suara-suara oposisi dan pembangkang.

Lebih lanjut santer diberitkan bahwa pad Minggu ini Ren Zhiqiang, mantan taipan real estate dan kritikus Xi, dijatuhi hukuman 18 tahun penjara karena korupsi, tuduhan yang menurut kelompok hak asasi manusia digunakan oleh PKC untuk membungkam perbedaan pendapat.

Diketahui Ren diselidiki pada bulan April karena pelanggaran serius terhadap disiplin dan hukum, hanya beberapa minggu berselang setelah dia menghilang paska penerbitan esai di mana dia menilai dalam esai yang ia suarakan yakni Xi menurutnya adalah badut atas penanganannya terhadap wabah virus corona.***

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x