Gadis-gadis ini juga menghadapi kemungkinan kawin paksa dan kekerasan seksual. Jika anak-anak ini mempunyai kesempatan untuk kembali ke rumah, kehidupan mereka mungkin masih sangat sulit. Beberapa anak kembali sebagai yatim piatu. Yang lain tidak bisa bersekolah atau mendapatkan pekerjaan.
Sejarah Hari Tangan Merah
Pada tanggal 12 Februari 2002, lebih dari 150 negara menerapkan protokol opsional yang melarang perekrutan anak-anak di bawah usia 18 tahun dalam konflik bersenjata.
Pada tahun 2008, untuk memperingati protokol ini, mantan tentara anak-anak mengumpulkan cetakan tangan berwarna merah dan menempelkannya di kertas dan spanduk. Mereka menggunakan tangan merah untuk melambangkan penghentian penggunaan tentara anak-anak. Sejak itu, hari tersebut dikenal sebagai Hari Tangan Merah.***