Sebut Kemungkinan Ada Sandera, Israel Gerebek Rumah Sakit di Gaza

- 16 Februari 2024, 06:15 WIB
Tentara Israel berjalan melewati reruntuhan ketika invasi darat di Jalur Gaza Utara, Palestina, Rabu, 8 November 2023. Pertempuran antara pasukan Israel dengan kelompok pejuang Palestina Hamas menyebabkan ribuan warga di kota itu mengungsi.
Tentara Israel berjalan melewati reruntuhan ketika invasi darat di Jalur Gaza Utara, Palestina, Rabu, 8 November 2023. Pertempuran antara pasukan Israel dengan kelompok pejuang Palestina Hamas menyebabkan ribuan warga di kota itu mengungsi. /ANTARA FOTO/REUTERS/Ronen Zvulun/Spt./

PR DEPOK – Dengan alasan kemungkinan ada sandera, Israel mengirim pasukan ke sebuah rumah sakit di Gaza yang dilanda perang pada Kamis, 15 Februari 2024.

Sementara itu, petugas medis memperingatkan fasilitas medis utama tersebut beroperasi dalam kondisi yang hampir mustahil.

Penggerebekan itu terjadi setelah berhari-hari pertempuran sengit antara tentara dan militan Hamas di sekitar Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, salah satu pusat medis terbesar di Gaza selatan, dan salah satu dari sedikit rumah sakit di wilayah tersebut yang masih beroperasi.

Israel, yang menuduh militan Hamas menggunakan rumah sakit untuk tujuan militer, mengatakan pihaknya melakukan operasi yang tepat dan terbatas di fasilitas tersebut tanpa kewajiban bagi pasien atau staf untuk dievakuasi.

Baca Juga: Jangan Salah, Ini Cara Cek Real Count di Link Resmi KPU

Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan ada informasi intelijen yang dapat dipercaya, termasuk dari para sandera yang dibebaskan, yang mengindikasikan bahwa Hamas menyandera di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis dan mungkin ada jenazah para sandera.

Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan bahwa ribuan orang yang mencari perlindungan di kompleks tersebut, termasuk pasien, telah diminta untuk meninggalkan lokasi tersebut dalam beberapa hari terakhir.

Mereka menyebut situasi di Nasser sebagai bencana besar, dimana staf tidak dapat memindahkan jenazah ke kamar mayat karena risiko yang ada.

Baca Juga: Mari Kita Coba! 5 Bakso Terlezat di Banda Aceh yang Wajib Dikunjungi

Penggerebekan di Rumah Sakit

Rekaman di media sosial, yang tidak dapat diverifikasi secara independen, menunjukkan tim penyelamat berusaha memindahkan pasien dari bangsal ortopedi rumah sakit tersebut, setelah dilaporkan terkena serangan, ke ruangan yang lebih aman.

Dengan menggunakan senter ponsel, tim penyelamat terlihat menyeret seorang pasien ke tempat tidur, sementara beberapa lainnya membawa orang sakit lainnya dalam selimut di tengah puing-puing yang berjatuhan.

Badan amal medis Doctors Without Borders (MSF) menggambarkan situasi kacau di rumah sakit setelah rumah sakit tersebut ditembaki Kamis pagi, menewaskan dan melukai banyak orang.

Baca Juga: 5 Soto Ayam yang Benar-Benar Menggiurkan di Kota Pekanbaru

“Staf medis kami harus meninggalkan rumah sakit, meninggalkan pasien,” kata MSF, eperti dikutip dari Channel News Asia.

Ia menyebut satu karyawan belum ditemukan dan satu lagi ditahan oleh pasukan Israel.

Organisasi Kesehatan Dunia menggambarkan Rumah Sakit Nasser sebagai fasilitas penting untuk seluruh Gaza, di mana hanya sebagian kecil rumah sakit yang beroperasi sebagian.

Tentara Israel, mengutip perkiraan intelijen dan informasi dari lapangan, mengatakan lebih dari 85 persen fasilitas medis utama di Gaza telah digunakan oleh Hamas untuk operasi teror.

Baca Juga: Ini Dia 6 Hotel Termantap di Sleman Yogyakarta, Tempatnya Bersih dan Nyaman Banget!

Sekitar 130 sandera diyakini masih berada di Gaza setelah serangan militan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, yang mengakibatkan kematian sekitar 1.160 orang, sebagian besar warga sipil, menurut angka resmi Israel.

Puluhan dari sekitar 250 sandera yang ditangkap selama serangan itu dibebaskan dengan imbalan tahanan Palestina selama gencatan senjata selama seminggu pada bulan November. Israel mengatakan 29 dari mereka yang masih berada di Gaza diperkirakan tewas.

Setidaknya 28.663 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, tewas dalam serangan Israel di wilayah Palestina, menurut kementerian kesehatan.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah