2 Penelitian Terbaru Sebut Orang Golongan Darah O dan B Dirawat Lebih Singkat Jika Terpapar Covid-19

- 18 Oktober 2020, 09:47 WIB
Ilustrasi pemeriksaan golongan darah.
Ilustrasi pemeriksaan golongan darah. /Hans Martin Paul/Pixabay

PR DEPOK – Dua penelitian terbaru menemukan bahwa orang dengan golongan darah O dan B memiliki risiko lebih rendah terkena virus Covid-19.

Kedua golongan darah tersebut saat terinfeksi virus corona tidak mengalami sakit parah.

Menurut studi terbaru, yang menghabiskan lebih sedikit waktu di unit perawatan intensif adalah pasien Covid-19 dengan tipe darah O atau B.

Sebaliknya, mereka yang memiliki golongan darah A dan A B berbeda menghabiskan waktu lebih lama.

Orang dengan tipe darah O dan B juga cenderung tidak membutuhkan ventilasi tidak mengalami gagal ginjal.

Baca Juga: Synchronize Fest 2020 Disiarkan di SCTV November Mendatang, Hadirkan 29 Musisi Lintas Generasi

Dua studi baru yang diterbitkan di jurnal Blood Advances pada 14 Oktober 2020 lalu itu menguatkan penelitian sebelumnya mengenai darah tipe O yakbi orang dengan golongan darah O atau B tidak mengalami sakit parah ketika terinfeksi Covid-19.

Peneliti di Universitas British Columbia, Kanada, mengamati antara Februari hingga April, terdapat 95 pasien Covid-19 yang sakit kritis di rumah sakit di Vancouver.

Para peneliti menemukan bahwa pasien dengan golongan darah O atau B rata-rata menghabiskan 4,5 hari lebih sedikit di unit perawatan intensif dibandingkan dengan mereka yang memiliki darah golongan A atau AB.

Sementara itu, kelompok dengan golongan darah A atau AB menghabiskan waktu 13,5 hari di ICU.

Baca Juga: Jawa Barat Kembali Waspada Adanya Potensi Hujan Lebat Disertai Angin Kencang dan Petir

Meski demikian, sebagian peneliti tidak melihat adanya hubungan antara golongan darah dan lama pasien dirawat di rumah sakit.

Namun, mereka menemukan perbandingan, bahwa hanya 61 persen pasien dengan golongan darah O atau B yang membutuhkan ventilator, sedangkan 84 persen pasien pada A atau AB.

Pasien dengan tipe A atau AB juga lebih mungkin membutuhkan dialisis, prosedur yang membantu ginjal menyaring racun dari darah.

“Pasien dalam dua golongan darah ini mungkin memiliki peningkatan risiko disfungsi atau kegagalan organ akibat Covid-19 dibandingkan orang dengan golongan darah O atau B,” tutur para penulis penelitian dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara.

Baca Juga: Lama Tak Muncul, Menkes Terawan Dijadwalkan Hadir dalam Webinar Peringatan HUT Golkar Pekan Depan

Pada bulan Juni, studi lain menemukan hal yang serupa yakni pasien di Italia dan Spanyol dengan golongan darah O memiliki risiko 50 persen lebih rendah dari infeksi virus corona yang parah dibandingkan dengan pasien dengan golongan darah lain.

Studi baru kedua itu menemukan bahwa orang dengan golongan darah O mungkin berisiko lebih rendah terkena virus korona dibandingkan orang dengan golongan darah lain.

Kemudian, tim tersebut melakukan pemeriksaan pada hampir setengah juta masyarakat Belanda yang diperiksa Covid-19 antara akhir Februari hingga akhir Juli.

Hasil tersebut menunjukkan sekitar 4.600 orang yang dites positif dan melaporkan golongan darah mereka, 38,4 persen memiliki darah tipe O.

Baca Juga: Tak Sejalan dengan HAM, Serikat Buruh Internasional Minta Jokowi Rilis Perppu Pembatalan UU Ciptaker

Data tersebut lebih rendah dari prevalensi tipe O pada populasi 2,2 juta masyarakat Denmark, 41,7 persen, sehingga para peneliti menentukan bahwa orang dengan golongan darah O telah terhindar dari infeksi secara tidak proporsional.

"Golongan darah O secara signifikan dikaitkan dengan penurunan kerentanan," tulisnya.

Dalam penelitian jugabmenyebutkan bahwa secara umum golongan darah seseorang tergantung pada ada atau tidaknya protein yang disebut antigen A dan B di permukaan sel darah merah, serta sifat genetik yang diwarisi dari orangtua.

Diketahui, orang dengan golongan darah O tidak memiliki antigen.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x