Namun, pihak tentara Israel menyangkal tuduhan tersebut.
Mereka mengungkapkan bahwa menanggapi insiden di utara Ramallah terjadi setelah batu-batu dilemparkan ke kendaraan tentara.
Baca Juga: Peringatan Dini, BPBD: Jakarta Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang hingga 27 Oktober
"Pasukan di daerah itu dikirim ke tempat kejadian dan mencari penyerang di daerah itu," kata seorang militer.
Militer tersebut menjelaskan bahwa saat pasukan datang, kedua tersangka (salah satunya Snobar) mencoba melarikan diri dengan berjalan kaki.
"Saat melarikan diri, salah satu tersangka (Snobar) ternyata pingsan dan kepalanya terbentur. Tersangka tidak dipukuli oleh pasukan," ucapnya.
Baca Juga: Kunjungi Indonesia Pekan Ini, Mike Pompeo Akan Bahas Penolakan Pendaratan Pesawat Pengintai AS
Lebih lanjutnya, Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP) dalam pernyataannya mengatakan bahwa pemukulan Snobar akan menjadi kutukan yang akan terus menghantui para pengkhianat Arab.
Pernyataan tersebut mengacu pada kesepakatan normalisasi baru-baru ini oleh Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Sudan.
"Tanggapan atas kejahatan keji ini adalah dengan menarik pengakuan entitas Zionis dan semua perjanjian yang dihasilkan darinya. Serta pembentukan kepemimpinan nasional yang bersatu agar mampu memimpin perlawanan rakyat terhadap pendudukan Zionis," kata salah satu pihak PFLP dalam pernyataan.***