Baca Juga: UMP 2021 Tidak Naik, Arief Poyuono: Pertanda Ida Fauziyah tak Percaya Diri dengan Program Jokowi
"Kami tidak akan menyerah selamanya. Kami menghormati semua perbedaan yang bernapaskan kedamaian. Namun, kami tidak menerima pidato kebencian dan membela debat yang masuk akal," tulis Macron dalam unggahan di Twitter miliknya @EmmanuelMacron.
Menanggapi pernyataan tersebut, Iran lalu mengungkapkan bahwa sebenarnya muslim adalah korban utama.
"Muslim adalah korban utama dari 'pemujaan kebencian', dipelopori oleh rezim kolonial dan diekspor oleh klien mereka sendiri," kata Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif.
Tak hanya itu, Javad juga mengungkapkan bahwa tindakan Presiden Prancis tersebut adalah penyalahgunaan kebebasan berpendapat atau berbicara.
Baca Juga: Kecam Pernyataan Emmanuel Macron, PA 212 Siap Gelar Aksi Unjuk Rasa di Depan Kantor Kedubes Prancis
"Menghina 1.9 miliar muslim dan kesucian mereka hanya karena kejahatan hina dari seorang ekstremis semacam itu adalah penyalahgunaan kebebasan berbicara oportunistik. Itu hanya menyulut ekstremis," tulis Javad dalam akun Twitternya @Jzarif.
Saat seruan boikot produk Prancis sedang berlangsung di Qatar dan Kuwait. Para pemimpin Iran belum menyerukan hal tersebut.
Namun, menurut media Pemerintah Iran, beberapa pejabat dan politisi Iran dengan jelas mengutuk Macron karena islamofobia seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Al-Jazeera.
Ali Shamkhani selaku sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi di Iran mengungkapkan bahwa tindakan Emmanuel Macron tersebut adalah tindakan irasional yang menunjukkan kekasaran dalam politik.