Didesak Banyak Kelompok Muslim untuk Akhiri Retorika Memecah Belah, Macron Akui Akan Bela Negara

- 2 November 2020, 14:16 WIB
Emmanuel Macron kepada Umat Muslim : Saya Menghormatinya
Emmanuel Macron kepada Umat Muslim : Saya Menghormatinya /Instagram/@emmanuelmacron

PR DEPOK - Dalam beberapa pekan terakhir, Presiden Prancis Emmanuel Macron menuai kecaman luas di sebagian besar dunia Muslim karena membela hak karikatur Nabi Muhammad yang dicetak ulang oleh majalah satir Charlie Abdo.

Selain itu, pernyataan kontroversi Macron terkait Islam yang disebut sedang dalam krisis juga menambah kecaman dari berbagai pemimpin Muslim di dunia.

Hal tersebut mengakibatkan lebih dari 20 organisasi Muslim Eropa mendesak Presiden Prancis tersebut untuk mengakhiri retorika yang dianggap memecah belah.

Baca Juga: Turunkan 7 Ribu Personel, TNI-Polri Amankan 2 Aksi Demo Kecam Emmanuel Macron dan Tolak UU Ciptaker

Dalam surat terbuka yang diterbitkan pada Sabtu 31 Oktober 2020, organisasi dari beberapa negara seperti Belanda, Finlandia dan Italia mengatakan bahwa Macron sebagai pemimpin Prancis sudah gagal memberikan kepemimpinan moral yang kuat.

Pernyataan tertulis itu disampaikan salah satunya karena insiden pemenggalan Samuel Paty beberapa waktu lalu.

"Menodai Islam dan warga Muslim anda (Macron) sendiri, menutup masjid arus utama, organisasi Muslim dan hak asasi manusia, dan menggunakan ini sebagai kesempatan untuk membangkitkan kebencian yang lebih lanjut sudah mendorong pada rasis dan ekstremis yang brutal," isi dalam pernyataan tertulis surat terbuka sejumlah organisasi di berbagai negara.

Dalam surat terbuka, organisasi-organisasi tersebut juga mendesak Macron untuk menolak kebencian dan berhenti melakukan retorika yang dapat memecah belah.

Baca Juga: Diguyur Hujan Deras Disertai Angin Kencang, Puluhan Rumah di Kecamatan Cicalengka Alami Kerusakan

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x