Antisipasi Tumpukan Limbah Medis Virus Corona, Pemprov Jabar Siapkan 24 Ton Penampungan

5 April 2020, 06:30 WIB
FOTO penanganan limbah medis virus corona.* /Pemprov Jabar/

PIKIRAN RAKYAT - Satu lagi masalah yang harus dihadapi pemerintah terkait penanggulangan virus corona atau Covid-19, yakni sampah medis yang dihasilkan rumah sakit.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, terdapat 2.820 rumah sakit, 9.825 puskesmas, dan 7.641 klinik di Indonesia.

Dari ribuan data di atas, jika diasumsikan ada 600.000 orang yang dirawat di Indonesia, maka limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) bisa mencapai 8.500 ton per hari.

Saat ini, Kementerian Kesehatan masih mencatat 296,86 ton limbah B3 per hari. Sementara, kapasitas pengolahan yang ada di Indonesia hanya 115,68 ton per hari.

Baca Juga: Jumlah Korban Corona di New York Hampir Samai Korban Serangan Menara WTC 9/11 

Sebagai upaya antisipasi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) akan meningkatkan kapasitas penanganan limbah B3 infeksius menjadi 24 ton, dari 12 ton per hari.

Peningkatan kapasitas tersebut akan dieksekusi oleh PT Jasa Medivest (Jamed) mulai April 2020.

PT Jamed merupakan anak perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jasa Sarana yang berfokus pada pengelolaan limbah medis, yang berlokasi di Kawasan Dawuan, Kabupaten Karawang.

"Dalam situasi pandemi Covid-19 berdampak pada peningkatan limbah medis. Jasa Madivest dapat mendukung manajemen penanggulangan mulai dari hulu sampai hilir," kata Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari situs Humas Jabar.

Baca Juga: Berkat Lockdown, Warga India Kembali Nikmati Pegunungan Himachal untuk Pertama Kalinya 

Lebih lanjut, Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil juga menawarkan pengelolaan limbah B3 pada provinsi lain, sebab pandemi virus corona membuat produksi sampah medis meningkat drastis.

Untuk diketahui, limbah medis merupakan segala jenis sampah yang mengandung bahan infeksius atau bahan yang berpotensi infeksius.

Limbah ini berasal dari fasilitas kesehatan seperti tempat praktik dokter, rumah sakit, praktik gigi, laboratorium, fasilitas penelitian medis, dan klinik hewan.

Dalam upaya pemusnahan limbah medis di tengah pandemi virus corona, Olivia Allan, Direktur Jasa Madivest mengaku telah menyiapkan dua mesin pemusnah.

Baca Juga: Foto Menakjubkan Puncak Himalaya yang Diabadikan dari Luar Angkasa 

Pemusnahan dilakukan dengan menggunakan insinerator berbasis teknologi stepped heart controller air, dengan dua proses pembakaran bersuhu 1.000-1.200 derajat celcius.

Mesin pembakaran diklaim mampu menetralkan emisi gas buang seperti partikel-partikel, acid gas, toxic metal, organic compound, CO, dioxin, dan furan sehingga gas buang yang dikeluarkan dapat memenuhi parameter standar baku emisi internasional.

"Pemusnahan selain untuk menghindari potensi infeksi, juga terdapat risiko dimanfaatkan oleh orang tidak bertanggung jawab yang ingin mencari untung.

"Sampah rumah tangga saja kalau tidak dimusnahkan dapat menjadi sarang penyakit, apalagi ini dari virus penyakit menular," tutur dia.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Humas Jawa Barat

Tags

Terkini

Terpopuler