Laboratorium Pengujian Corona di Jabar Capai 2.999 Spesimen Per Hari

14 Mei 2020, 04:15 WIB
BALAI Pengembangan Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Jabar dengan Biosafety Level 2 (BSL-2) ditunjuk menjadi salah satu laboratorium pemeriksa sampel terduga COVID-19 di Jabar. * /Dok. HUMAS PEMPROV JABAR/

PIKIRAN RAKYAT - Kemampuan laboratorium pengujian COVID-19 di Provinsi Jawa Barat (Jabar) kini mencapai angka 2.999 spesimen per hari atau 60 persen dari total kapasitas.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jabar Berli Hamdan, saat ini Pemprov Jabar sedang intens memetakan laboratorium tersebut supaya tes masif dengan metode polymerase chain reaction (PCR) selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tingkat provinsi berjalan optimal.

Ia melaporkan, selain Labkesda Jabar, ada delapan laboratorium yang ditunjuk Pemda Provinsi Jabar untuk melakukan pemeriksaan PCR, yakni Unpad Jatinangor, RSHS, RSUI, Labkesda Kota Bekasi, Labkesda Kabupaten Bekasi, IPB, VET Subang, dan BBTKL Jakarta.

Baca Juga: Sosok Mayat Pria Ditemukan Tersangkut Bambu di Sungai Ciliwung Depok, Wajah Rusak dan Terkelupas 

"Kita sudah mempunyai laboratorium-laboratorium jejaring. Dengan begitu, pemeriksaan PCR tidak menumpuk di Labkesda Jabar. Total kapasitas pengetesan dari semua laboratorium di Jabar mencapai 5.838 spesimen per hari," katanya seperti dilansir dari Antara, Rabu, 13 Mei 2020.

Ia mengatakan meski kapasitas pengetesan semua laboratorium mencapai 5.838 spesimen per hari, kemampuan pengetesan per hari berada di angka 2.999 spesimen atau 60 persen dari total kapasitas.

Hal tersebut menurutnya dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, yaitu pertama adalah performa kit yang diperoleh tidak optimal, sehingga perlu dilakukan pengulangan pemeriksaan yang menghabiskan consumables dan memperpanjang waktu pengeluaran hasil. Kemudian, kedua, proses verifikasi memakan waktu.

Baca Juga: Ditutup Akibat Lockdown, Toko Koleksi Produk Berbahan Kulit Ini Dipenuhi Jamur 

"Beberapa kali menerima kit PCR yang saat verifikasi hasilnya kurang baik  sehingga tidak bisa digunakan untuk pemeriksaan lebih lanjut,” ucapnya.

“Untuk Laboratorium yang baru dioperasikan, kapasitas harian yang optimal belum teridentifikasi, ekstraksi masih mengandalkan manual dengan SDM terbatas, dan membutuhkan suplai bahan habis pakai yang mencukupi," tuturnya.

Berli mengatakan, Pemprov Jabar konsisten meningkatkan kapasitas pengujian dengan menyiapkan laboratorium jejaring lainnya.

Ia mengatakan, terdapat 11 laboratorium, yang tersebar di sejumlah daerah di Jabar, tengah dipersiapkan untuk menjadi tempat pengujian dengan metode PCR.

Baca Juga: Ditutup Akibat Lockdown, Toko Koleksi Produk Berbahan Kulit Ini Dipenuhi Jamur 

Kesebelas laboratorium tersebut yaitu LIPI, BB Vet Bogor, RS Cibinong, Citra Arafik, RS Hewan Cikole, Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon, RSUD Pelabuhanratu, RS Waled, Al-Ihsan yang bekerja sama dengan Unisba, Poltekkes, dan RSP Kerawang.

"Pemerintah Provinsi Jabar sudah memfasilitasi pelaksanaan visitasi kelayakan dan kesiapan kesebelas laboratorium satelit tersebut, serta keluarnya rekomendasi operasional ke Litbangkes Kemenkes," ujar Berli.

Ia menjelaskan, yang dibutuhkan oleh semua laboratorium di Jabar adalah kesiapan reagensia, PCR-reagensia, ekstraksi-VTM-swab sticks secara penuh.

"Artinya, semua item tersebut harus ada dalam waktu yang bersamaan. Harus tepat waktu dan tepat jumlah per item," katanya.

Baca Juga: PSBB Tahap Tiga, Wali Kota Depok Tunjuk Seluruh Kepala Dinas untuk Awasi Tingkat Kelurahan

Pemprov Jawa Barat menargetkan pelaksanaan tes masif dengan metode PCR hingga 40.000 sampel dengan lokasi utama di Bodebek dan Bandung raya dengan target 15.500 atau 1.676 sampel per hari.

Kota Depok 1.351 target dengan 193 sampel per hari, Kota dan Kabupaten Bekasi dengan target 2.670 dan 1.053, serta Kota dan Kabupaten Bogor dengan masing-masing target yaitu 1.244 dan 1.185 sampel.

Selain kesiapan alat tes PCR, Pemda Provinsi Jabar membutuhkan akses dari data online yang diberikan oleh laboratorium di Jabar.

Menurutnya, hal itu bertujuan untuk memudahkan Pemda Provinsi Jabar menindaklanjuti dan memantau perkembangan COVID-19.

"Untuk merangkum data hasil pengetesan di seluruh laboratorium, kami terus memperbaiki cara manual maupun Sistem Informasi Laboratorium (SIL)," kata Berli.

Tes swab atau pengetesan COVID-19 dengan metode PCR secara masif dilakukan untuk menerapkan intervensi yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan, menyeimbangkan pengendalian pandemi kesehatan dengan kebutuhan hidup dasar masyarakat Jabar yang menjalani PSBB.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler