PR DEPOK - Update terbaru seputar informasi gempa Cianjur pada hari Senin, 28 November 2022 sebanyak 323 orang meninggal dunia dan 9 orang masih dinyatakan hilang.
Hal tersebut dinyatakan secara resmi oleh BUpati Cianjur Herman Suherman.
"Data terbaru hingga hari ini, Senin 28 November 2022, korban meninggal dunia tercatat 323 jiwa," ucapnya.
Baca Juga: Cek Daftar Nama Penerima PKH 2022 Tahap 4, BPNT Sembako, dan BLT BBM Tahap 2 Online Lewat HP
Seperti diketahui bahwa gempa melanda Cianjur pada tanggal 21 November 2022 dengan skala 5,6 magnitudo.
Total gempa susulan yang terjadi hingga tanggal 28 November 2022 ini adalah sebanyak 296 kali menurut BMKG.
Tetapi, untuk kekuatannya semakin mengecil dengan skala di kisaran magnitude 2 hingga 2,5 saja, hal tersebut dijelaskan oleh Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono.
Baca Juga: Hampir 40 Tahun 'Anteng', Gunung Mauna Loa Hawaii Meletus
“Gempa susulan di Cianjur didominasi oleh aktivitas gempa kecil dengan magnitudo antara 2.0 – 2.5 saja,” ujarnya.
Sebelumnya, Koordinator Peringatan Dini Gempa Bumi BMKG, Sigit Pramono menuturkan, gempa di Cianjur sudah mulai meluruh.
Sedangkan untuk warga yang mengungsi hingga Sabtu, 26 November 2022 ini, totalnya berjumlah 73.693 orang.
Baca Juga: Segera Cair, Penuhi Syarat Penerima BSU 2022 Tahap 8 untuk Dapat Bantuan Rp600.000
"Selanjutnya untuk kerugian material, total rumah rusak 58.049. Yang dinyatakan rusak berat 25.186," kata Deputi III Tanggap Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Mayjen Fajar Setiawan dalam konferensi pers, Sabtu, 26 November 2022.
"Sedangkan untuk rusak sedang 12.496, adapun untuk rusak ringan 20.367," jelasnya.
Sementara untuk penanganan warga terdampak gempa, Herman mengatakan bahwa pemerintah Kabupaten Cianjur telah menyiapkan tiga lahan untuk relokasi.
"Kami sudah ada di daerah Sirnagalih, sekarang sedang mencari dua lokasi lagi (untuk relokasi). Itu di daerah Mande dan Pacet, dan Cipanas," ujarnya.
Tetapi, sejauh ini tempat relokasi tersebut masih belum mendapatkan persetujuan dari BMKG, BPN serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMB).***