6 Gereja di Kota Bandung, Lengkap dengan Sejarah Bagunannya

26 Desember 2022, 18:57 WIB
Ilustrasi gereja. Ini lokasi gereja di Kota Bandung. /PIXABAY/Skitterphoto

PR DEPOK – Bandung bukan hanya sebuah kota yang menjadi rumah bagi jutaan warganya. Lebih dari itu, Bandung adalah kisah dan sejarah yang telah bergulir lebih dari 2 abad silam.

Banyak peristiwa bersejarah terjadi di kota yang dijuluki Paris van Java ini, seperti beberapa gereja yang ternyata memiliki sejarah dan masuk kategori Bangunan Cagar Budaya. Berikut PikiranRakyat-Depok.com rangkum ulasannya.

1. Gereja Katolik Katedral St. Petrus

Baca Juga: Login kemnaker.go.id untuk Cek BSU 2022 yang Berakhir Pencairannya Besok

Gereja pertama yang dibangun pada 16 Juni 1895, bernama St. Fanciscus Regis dan diberkati oleh Mgr. W. Staal.

Pembangunan gereja baru yang dirancang oleh ir. C. P. W. Schoemaker ini, dilaksanakan pada tahun 1921 di lahan bekas peternakan yang terletak di Merpikaweg (sekarang jalan Merdeka, Bandung).

Alasan pembangunan gereja baru ini, karena bertambah banyaknya jemaat Katolik di kota Bandung.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Gemini 2023 Cinta, Karier, Keuangan, Kesehatan: Keuangan Membaik

Setelah selesai dibangun pada 19 Februari 1922, gereja ini mendapatkan pemberkatan dari Mgr. Luypen serta dipersembahkan kepada Santo Petrus.

Perkumpulan Sosial Katolik (KSB) kemudian menempati gereja lama, sedangkan Gereja St. Petrus dikembangkan menjadi pastoran dan untuk keperluan paroki St. Petrus, yang terletak di sebelah selatan bangunan.

Alamat: Jl. Merdeka No. 14, Bandung

Baca Juga: Link Nonton Bleach Thousand Year Blood War Episode 12 dan 13 Sub Indo, Spoiler: Kebenaran Mulai Terbuka

2. GPIB Bethel

Gereja Bethel Bandung merupakan salah satu tonggak penyebaran agama Kristen di Tatar Sunda pada abad ke-19.

Gereja Protestan yang pertama kali dibangun di kota Bandung pada Mei 1924 dan diresmikan pada 1 Maret 1925.

C. P. Wolff Schoemaker merancang gereja ini pada tahun 1925 dengan fungsi awal sebagai tempat beribadah masyarakat Belanda yang beragama Protestan.

Baca Juga: Tunisha Sharma Meninggal Diduga Bunuh Diri, Polisi Tangkap Sosok Ini

Pada masa-masa awal, di bagian belakang bangunan ini terdapat sebuah istal kuda, yang kemudian berubah menjadi tempat parkir sepeda.

Gereja ini memiliki keunikannya sendiri, yaitu memiliki mahkota pilar yang merupakan awal dari perkembangan arsitektur Art-Deco.

Arsitektur bangunan ini kaya akan simbol teologis yang menggambarkan ajaran kitab suci.

Baca Juga: Tahun 2022 Segera Berakhir, Ini Jadwal Libur Nasional dan Cuti Bersama 2023 yang Ditetapkan Pemerintah

Sampai saat ini, gereja tersebut masih dipergunakan bahkan mengalami perluasan dan penambahan bangunan di bagian belakang bangunan gereja ini.

Alamat: Jl. Wastukencana No. 1, Bandung

3. Gereja Katolik Paroki Bunda Tujuh Kedukaan

Gereja yang lebih dikenal dengan sebutan Gereja Pandu, karena berada di jalan Pandu ini dibangun pada 10 Mei 1935.

Baca Juga: Bharada E Hadirkan Tiga Ahli Meringankan dalam Sidang Lanjutan Pembunuhan Brigadir J

Gedung Aula dan Pastoran (tempat tinggal para Pastor) merupakan bangunan awal yang dibangun pada gereja ini, dan diresmikan pada 17 November 1935 oleh Mgr. J. Goumans, OSC.

Kegiatan gereja sempat dilarang oleh tentara Jepang pada masa pendudukan Jepang di tahun 1942-1945, sehingga pada masa itu gereja ditutup.

Pastor H. Reichert, OSC., tetap bertugas melayani keuskupan Bandung seorang diri, sementara pastor-pastor lainnya dimasukan ke kamp tawanan Jepang.

Baca Juga: Link Streaming Brunei Darussalam vs Indonesia di Piala AFF 2022: Skuad Garuda Wajib Menang

Pada masa ini, bangunan dirawat seorang suster bernama Suster Hildegard yang dibantu oleh 2 orang rekannya dari Ursulinen agar tidak dirusak oleh tentara Jepang.

Fungsi Gedung Pastoran pada saat ini digunakan sebagai asrama yatim piatu putri.

Alamat: Jl Pandu No. 4, Bandung

4. Gereja Baptis Pertama Bandung

Baca Juga: Daftar Game Gratis Epic Games yang Bisa Kamu Mainkan Hari Ini, Ada PUBG hingga Warframe

Bangunan ini didirikan oleh 3 orang Misionaris (orang yang melakukan penyebaran agama) Belanda pada tahun 1952, sebagai Gereja Baptis Pertama yang didirikan di kota Bandung.

Bangunan ini dibangun guna memfasilitasi para pemeluk agama Kristiani yang sudah berkembang saat itu.

Misionaris Belanda kemudian memberikan bangunan ini kepada Yayasan Baptis Indonesia, yang kini sebagai pemilik bangunan tersebut.

Sejalan dengan waktu dan kebutuhan, bangunan-bangunan baru di sekitar gereja mulai dibangun, seperti sekolah yang didirikan pada tahun 1970 dan 1994 dibangun Sekretariat yang penggunaannya dimulai pada tahun 1996.

Baca Juga: Siapkan Posko Pelayanan Kesehatan untuk Natal dan Tahun Baru, Dinkes Kota Depok: Miliki Ambulans yang Siaga

Alamat: Jl. Wastukencana No. 40-42

5. Gereja Pasundan

Pada tanggal 6 Juli 1899, Menna Th Alkema meletakan batu pertama pembangunan Gereja Pasundan ini, sebagaimana tertera pada plakat yang terpasang di dinding samping gereja ini.

Plakat tersebut berbunyi "De eerste steen gelegd door Menna Th Alkema, 5 Juli 1899".

Baca Juga: Link, Tanggal Pendaftaran, Syarat dan Jadwal Seleksi Calon PPPK Tenaga Teknis Kemnaker 2022

Pendeta pertama gereja ini adalah orang Sunda asli yang bernama Pendeta Abah Titus. Penamaan Gereja Pasundan dikarenakan letaknya yang berada di daerah Pasundan.

Lokasinya terletak di kawasan perdagangan dekat dengan kawasan Pasar Baru dan juga dekat dengan stasiun, yang dibangun pada tahun 1886, tidak lama sebelum bangunan gereja ini dibangun.

Zending mengelola Gereja ini sekitar tahun 1899 sampai 1934, kemudian selepas tahun 1934 hingga kini menjadi gereja mandiri.

Alamat: Jl. Kebon Jati No. 108, Bandung

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer per Bulan Januari hingga Desember 2023: Ada Skema Hebat Untukmu

6. Gereja St. Albanus

F. J. L. Ghijels adalah seorang arsitek Belanda yang lahir di Tulungagung, Jawa Timur pada 2 September 1882.

Ghijels adalah orang yang merancang gereja dengan nama asli The Liberal Catholic Church, yang pembangunannya diselesaikan dan diresmikan pada 25 Desember 1918.

Ketika dibangun, bangunan ini memiliki fungsi awal sebagai Sanggar Kebatinan (Societeit Theosofische). Perubahan fungsi sebagai gereja yang kemudian dikenal sebagai Gereja Albanus terjadi pada tahun 1930.

Baca Juga: Epic Games Bagikan Game Gratis, Hari Ini Ada Death Stranding

Bangunan ini memiliki plafon tinggi dan dinding tebal, yang bertujuan untuk mengkondisikan udara di dalam bangunan tetap nyaman dan tidak panas, hal ini merupakan karakteristik bentuk bangunan di zaman kolonial.

Alamat: Jl. Banda No. 26, Bandung***

Editor: Dini Novianti Rahayu

Tags

Terkini

Terpopuler