Meski Bodebek dan Cirebon Zona Merah, Ridwan Kamil: Angka Reproduksi Covid-19 Relatif Terkendali

29 September 2020, 11:09 WIB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil. /Humas Jabar

PR DEPOK - Angka kasus positif Covid-19 di Indonesia hingga kini masih terbilang cukup tinggi.

Setiap harinya tercatat kenaikan angka penyebaran yang mendorong sejumlah kebijakann pembatasan aktivitas diberlakukan, seperti DKI Jakarta yang kembali memberlakukan PSBB Total.

Selain itu, beberapa wilayah juga mengalami perubahan status seiring transmisi Covid-19 yang kian masif.

Kali ini terdapat lima daerah di Jawa Barat yang berubah status menjadi zona merah, seperti yang diunkap oleh Gubernur Ridwan Kamil.

Baca Juga: Klarifikasi Tak Pasang Konten AR di UPK 75, BI: Hati-Hati, Penggunaan Uang Dilindungi Undang-undang

"Minggu ini terjadi perubahan status, yang zona merah adalah Kota Bogor, Kabupaten Bekasi, dan Kota Depok (Bodebek). Lalu dua lagi Kota dan Kabupaten Cirebon," ujar Ridwan Kamil dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari RRI.

Meski beberapa wilayah tersebut mengalami perubahan status, tetapi Ridwan Kamil menyebutkan angka reproduksi Covid-19 di Jawa Barat hingga kini masih terkendali.

Pernyataan gubernur sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar tersebut diungkapkan dengan menyebutkan data reproduksi.

"Dari angka reproduksi kita masih di kisaran 1.04 yang menandakan tingkat kecepatan penularan (Covid-19) masih relatif terkendali," ujar Ridwan Kamil.

Baca Juga: Belajar di Rumah Selama Pandemi Rentan Memicu Stres, Berikut Upaya Penuhi Kebutuhan Psikologis Anak

Pria yang akrab dipanggil Kang Emil itu juga menambahkan bahwa terkait pemeriksaan metode PCR 1 persen dari jumlah penduduk berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), saat ini sudah terdapat tujuh wilayah yang memenuhi standar tersebut.

Secara lengkap ketujuh wilayah itu antara lain Kota Cimahi, Kota Bandung, Kota Banjar, Kota Sukabumi, Kota Bogor, Kota Bekasi, dan Kota Cirebon.

"Jadi kita sedang melakukan upaya agar 20 kota/kabupaten lainnya yang belum memenuhi target satu persen dari jumlah penduduk untuk meningkatkan kapasitas tes," kata Ridwan Kamil.

Secara kumulatif tes PCR di Jawa Barat merupakan terbesar kedua yaitu 383 ribu, setelah Jakarta.

Namun karena jumlah persediaan reagen PCR sedang menurun, yang sebelumnya tes dengan metode tersebut dapat mencapai 50.000 per minggu, kini mengalami penurunan.

Baca Juga: 5 Kelompok Prioritas Penerima Vaksin Covid-19, Pemerintah Targetkan Distribusi Awal Tahun 2021

"Sesuai prosedur kita mintakan ke pusat akan turun 250 ribu lagi PCR di mana 50 ribu kita kelola dan 200 ribunya akan digunakan metoda baru yaitu mengajak pihak swasta karena kapasitas total laboratorium kita sudah mentok," ujar Ridwan Kamil.

Menurutnya, meningkatkan kapasitas pemeriksaan harus melibatkan perusahaan swasta, tetapi dengan harga yang sesuai dengan BPKP.

"Sehingga meningkatkan kapasitas testing harus dengan melibatkan perusahaan swasta yang harga satuan pengetesannya harus sesuai BPKB"

"Jadi nggak boleh mahal harus dilakukan standarisasi yang dilakukan BPKB," ujar Ridwan Kamil menambahkan.

Baca Juga: Merchant Baru ShopeePay Minggu ini Penuh dengan Fesyen dan Makanan Lezat

Selain itu, terkait sisi keterisian rumah sakit penanganan Covid-19, Ridwan Kamil menjelaskan bahwa kini okupansi telah berada di angka 56 persen.

Angka tersebut kian mendekati standar WHO di angka 60 persen.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler