PR DEPOK - Polres Sumedang memberikan pelayanan trauma healing (penyembuhan trauma) bagi korban selamat dari kecelakaan Bus Pariwisata Sri Padma Kencana pada Rabu, 10 Maret 2021.
Kebijakan ini ditempuh dengan menugaskan 11 polwan yang bergabung dengan Tim Pemulihan Trauma bagi korban di RSUD Sumedang.
"Tim memberikan semangat kepada para keluarga korban kecelakaan," kata Kapolres Sumedang AKBP Eko Prasetyo Robbyanto dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara pada Jumat, 12 Maret 2021.
Salah satu korban selamat dari kecelakaan Bus Pariwisata Sri Padma Kencana adalah seorang siswa bernama Hafid Alfariz. Dia mengaku kaget atas rem bus yang ditumpanginya blong.
Kondisi tadi, diduga Hafid membuat Bus Pariwisata Sri Padma Kencana terjun ke jurang sedalam 20 meter di sekitar tikungan sebelah barat Jalan Raya Wado, Sumedang, Jawa Barat.
“Habis ziarah juga dari Cibiuk dan Pamijahan,” ujar Hafid.
Bus Pariwisata Sri Padma Kencana mengangkut 66 penumpang termasuk supir bus, orangtua, dan siswa SMP IT Al-Muaawanah, Cisalak, Subang untuk studi wisata dan wisata ziarah. Dari jumlah ini, 29 korban meninggal dunia serta 37 orang lainnya mengalami luka berat dan luka ringan.
Polri, Polda Jabar, Dishub Jabar, dan KNKT masih menyelidiki apa penyebab kecelakaan Bus Pariwisata Sri Padma Kencana. Dari penyelidikan sementara, diduga kecelakaan ini terjadi akibat supir kehilangan kendali.
Kemudian, supir membanting stir ke kiri dan terjun ke jurang di Wado. Dia tidak dapat mengendalikan kendaraan disinyalir lantaran kontur jalan yang menurun panjang serta menikung.
“Dia sempat muter kena guard rail (pagar pengaman jalan), jadi dari kepala posisi di depan dia langsung menjadi terbalik,” ucap Direktur Penegakan Hukum Korlantas Polri Brigjen Pol Kushariyanto.
Supir bus diduga melakukan ini akibat tidak mengenali kontur dan kesempitan jalur yang akan dilaluinya.
Dia juga disinyalir menggunakan aplikasi peta daring untuk menentukan jalan yang akan dilalui menuju Kabupaten Subang.
Padahal, jalur alternatif yang menghubungkan Garut dan Sumedang melalui kawasan Wado selebar sekitar enam meter tidak tepat dipakai oleh kendaraan sejenis bus besar.
Selain itu pagar pengaman jalan di Tanjakan Cae tak bisa menahan bus, sehingga bus masuk jurang sedalam 20-25 meter.
Dengan demikian, Polres Sumedang segera memasang portal agar bus tidak melintasi Wado menuju Garut. Karena jalur ini dinilai rawan kecelakaan lalu lintas.
Sebelumnya, Polres Sumedang mengklaim sudah meningkatan pengawasan terhadap bus yang mau melewati Wado menuju Garut. Namun, ini dirasakan tidak mudah pelaksanaannya.
"Dari titik Malangbong yang sulit dari arah Sumedang sudah terawasi," ucapnya.
Kecelakaan bus tadi juga diduga akibat kelebihan penumpang karena jumlah penumpang lebih banyak ketimbang bangku penumpang yang tersedia.
Bus tersebut mengakut sebanyak 66 penumpang padahal hanya 62 bangku yang tersedia di dalamnya.
Kadishub Jabar Hery Antasari menambahkan, bus itu hendak kembali menuju Subang setelah berziarah ke Tasikmalaya dan berwisata ke Pangandaran.
Dari data,yang ada diketahui sebanyak 70 persen adalah orang tua pelajar dan 30 persen adalah pelajar SMP IT Al-Muaawanah, Cisalak, Subang.
"Kalau kendaraan tidak diperkenankan ke jalur ini," ucapnya.
Bahkan, Dishub Jabar akan mengajukan pembangunan jalur penyelamat di Tanjakan Cae.
"Kami akan evaluasi keberadaan guard real, kontur jalan, hingga rambu-rambu lalu lintas yang tersedia," tutur Hery. ***