Ribuan Balita di Kota Bogor Alami Stunting, Ahli Gizi: Pemerintah Perlu Melakukan Revolusi Milenial

- 20 Januari 2022, 14:15 WIB
Kegiatan pemberdayaan masyarakat mengenai stunting dan gizi seimbang, bersama Posyandu dan Posbindu 'Grande 08' Kota Bogor. (foto: Dok/ PR Depok).
Kegiatan pemberdayaan masyarakat mengenai stunting dan gizi seimbang, bersama Posyandu dan Posbindu 'Grande 08' Kota Bogor. (foto: Dok/ PR Depok). /

"Jadi, penurunan angka stunting tentu bukan menjadi tanggung jawab satu instansi, tapi semua pihak," ujarnya.

Saat ini kata dia, pemerintah gencar mencanangkan penurunan angka balita stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024 mendatang, jelas Carmen Siagian.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aries, Taurus dan Gemini Besok, Jumat 21 Januari 2022: Rencanakan Liburan Favorit!

Adapun dampak stunting, akan menurunkan kemampuan motorik, fisik dan intelektual anak. Sebab stunting berhubungan dengan pertumbuhan otak.

Mulai dari usia nol bulan sampai 2 tahun, anak harus dideteksi. Kalau pertumbuhan otak berkurang maka IQ nya turun atau tidak mencapai maksimal, tutur Carmen Siagian.

Dia pun mengapresiasi langkah Pemkot Bogor, yang tanggap untuk menurunkan angka stunting dan menargetkan 10 persen bahkan 7 persen, hingga 2024 mendatang.

Baca Juga: Arteria Dahlan Tolak Minta Maaf atas Pernyataannya Singgung Suku Sunda, Hilmi Firdausi: Begitu Sulitnya kah?

"Ini luar biasa, kerja bagus Pemkot Bogor sudah melangkah duluan, target konsentrasi penurunan angka stunting hingga 7,44 persen," ujar Carmen Siagian.

Dikatakannya, dalam menanggulangi stunting perlu diingat program 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

"Dimulai sejak fase kehamilan 270 hari, hingga ketika anak lahir atau dari usia nol tahun hingga berusia 2 tahun," terangnya.

Halaman:

Editor: Imas Solihah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah