Ketika bertemu dengan anak Jakarta Selatan (Jaksel), Ridwan Kamil harus menguasai kosa kata campur dengan bahasa Inggris.
“Kayak kita ketemu anak Jaksel kan, which is fine, sambil lesson learn-nya saja, jangan sampe burn out, kira-kira begitu kalimatnya, kalo lihat saya, oh family goals, itu Jakarta Selatan,” ujar Ridwan Kamil.
Namun ketika Ridwan Kamil berada di Bandung, maka menggunakan bahasa Sunda yang terkenal di kalangannya.
“Kalo ke Bandung saya rubah kalimatnya, kamu eta goreng patut (jelek), nah itu, seuseuh beungeut (cuci muka), nah itu khas-khas jadi menyesuaikan dengan objek,” ujar Ridwan Kamil.
Sehingga menurut Ridwan Kamil, alasan para politisi atau pejabat monoton dan tak kreatif dalam sosial medianya karena tak memahami audiensnya.
“Nah politisi-politisi itu tidak bisa menangkap audiensnya itu apa, makannya karena nggak kreatif tidak bisa tahu demografi, dia cuman (menirukan gaya monoton foto pejabat/politisi),” ujar Ridwan Kamil.***