“Untuk Laboratorium yang baru dioperasikan, kapasitas harian yang optimal belum teridentifikasi, ekstraksi masih mengandalkan manual dengan SDM terbatas, dan membutuhkan suplai bahan habis pakai yang mencukupi," tuturnya.
Berli mengatakan, Pemprov Jabar konsisten meningkatkan kapasitas pengujian dengan menyiapkan laboratorium jejaring lainnya.
Ia mengatakan, terdapat 11 laboratorium, yang tersebar di sejumlah daerah di Jabar, tengah dipersiapkan untuk menjadi tempat pengujian dengan metode PCR.
Baca Juga: Ditutup Akibat Lockdown, Toko Koleksi Produk Berbahan Kulit Ini Dipenuhi Jamur
Kesebelas laboratorium tersebut yaitu LIPI, BB Vet Bogor, RS Cibinong, Citra Arafik, RS Hewan Cikole, Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon, RSUD Pelabuhanratu, RS Waled, Al-Ihsan yang bekerja sama dengan Unisba, Poltekkes, dan RSP Kerawang.
"Pemerintah Provinsi Jabar sudah memfasilitasi pelaksanaan visitasi kelayakan dan kesiapan kesebelas laboratorium satelit tersebut, serta keluarnya rekomendasi operasional ke Litbangkes Kemenkes," ujar Berli.
Ia menjelaskan, yang dibutuhkan oleh semua laboratorium di Jabar adalah kesiapan reagensia, PCR-reagensia, ekstraksi-VTM-swab sticks secara penuh.
"Artinya, semua item tersebut harus ada dalam waktu yang bersamaan. Harus tepat waktu dan tepat jumlah per item," katanya.
Baca Juga: PSBB Tahap Tiga, Wali Kota Depok Tunjuk Seluruh Kepala Dinas untuk Awasi Tingkat Kelurahan
Pemprov Jawa Barat menargetkan pelaksanaan tes masif dengan metode PCR hingga 40.000 sampel dengan lokasi utama di Bodebek dan Bandung raya dengan target 15.500 atau 1.676 sampel per hari.