Selain itu, BMKG mengimbau masyarakat berhati-hati dan sebaiknya menghindari bangunan yang retak atau rusak karena gempa bumi.
Pasalnya, dikhawatirkan struktur bangunan tidak kuat menopang dan bisa ambruk jika terjadi gempa bumi susulan.
Baca Juga: Cek Nama Penerima BLT Ibu Hamil Rp750.000 dari Kemensos di Sini
"Sementara jangan memaksakan kembali ke rumah jika bangunannya rusak atau retak-retak. Hingga pukul 06.00 WIB, 22 November 2022, telah terjadi 117 gempa susulan dengan terbesar tinggi getaran 4.2 dan terkecil 1,5 magnitudo," ujarnya menambahkan.
Dwikorita mengatakan, Tim Survey BMKG saat ini melakukan perekaman gempa-gempa susulan dan tingkat kerusakan.
"Ini diperlukan untuk menghasilkan peta makrozonasi dan mikrozonasi yang diperlukan untuk mendukung proses rekonstruksi dan penyempurnaan tata ruang," tutup Dwikorita.
Dilaporkan sebelumnya, ada sebanyak 162 korban yang meninggal dunia akibat gempa dahsyat yang terjadi di Kabupaten Cianjur pada Senin 21 November 2022.
Untuk diketahui, gempa di Cianjur tersebut dipicu oleh Sesar Cimindi.
Menurut Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr Irwan Meilano ST MSc, Sesar Cimandiri perlu diketahui masyarakat dan pemerintah.