Baca Juga: UPDATE Gempa Cianjur: 268 Meninggal dan 22.198 Rumah Warga Rusak
Anggota keluarganya yang lain juga meneteskan air mata, tetapi tangisan Rahman terdengat paling keras.
Pria berusia 31 tahun itu, memutuskan untuk naik ambulans, tidak ingin meninggalkan sisi putrinya saat dia dibawa ke pemakaman keluarga.
Putri Rahman adalah salah satu dari lebih dari 250 orang yang tewas akibat gempa berkekuatan 5,6 yang mengguncang provinsi Jawa Barat di Indonesia pada Senin (21 November).
Di sisi lain, Lilies Suharyati, ibu dari dua anak itu mengungkap rasa khawatirnya tatkala gempa terjadi.
Baca Juga: Kondisi Kelistrikan Usai Gempa, PLN Pulihkan 89 Persen Pasokan Listrik di Cianjur
Pikirannya hanya dipenuhi oleh keselamatan kedua anaknya yang sedang bersekolah, Ridho (10), dan Ridwan (7).
“Saya segera meninggalkan rumah dan langsung menuju ke sekolah mereka. Saya bahkan tidak repot-repot mengunci pintu atau membawa apa pun, ”katanya
Ibu rumah tangga berusia 30 tahun itu mengatakan saat dia sampai di sekolah putranya, dia melihat banyak murid berlumuran darah dan debu.
Semua orang, termasuk guru dan orang tua, menangis tersedu-sedu karena shock dan horor bencana tersebut.