Kasus Positif Kian Melonjak, IDI Jawa Barat Desak Pemprov Lakukan Evaluasi Angka Reproduksi Covid-19

- 13 September 2020, 17:15 WIB
GUGUS Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Barat melakukan pemeriksaan terkait virus corona kepada 160 anggota HIPMI di area parkir Gedung Sate, Bandung.*
GUGUS Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Barat melakukan pemeriksaan terkait virus corona kepada 160 anggota HIPMI di area parkir Gedung Sate, Bandung.* /Pemprov Jabar/

PR DEPOK – Covid-19 atau virus corona hingga saat ini masih melanda sebagian wilayah dunia termasuk Indonesia.

Covid-19 merupakan salah satu virus yang dapat menular lewat udara.

Sejak pertama kali diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2 Maret 2020 silam, jumlah kasus positif virus corona di tanah air terus mengalami peningkatan.

Baca Juga: Kurva Covid-19 Bisa Ditekan Tanpa PSBB Total, IDI Tawarkan Opsi Berikut yang Bisa Digalakan Pemda

Beberapa waktu terakhir di Provinsi Jawa Barat terdapat sejumlah klaster baru hingga menimbulkan lonjakan kasus positif yang siginifikan.

Salah satunya klaster pabrik elektronik yang berada di kawasan Bekasi.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Barat dr Eka Mulyana menyatakan bahwa pemerintah daerah (Pemda) perlu melakukan evaluasi soal angka reproduksi Covid-19 yang menjadi patokan langkah mitigasi.

Baca Juga: Enggan Pilih PSBB Seperti DKI Jakarta, IDI Jawa Barat Beri Opsi Ini untuk Kepala Daerah

Dalam keterangannya, dirinya menuturkan adapun alasan evaluasi itu disebabkan angka reproduksi Covid-19 yang disampaikan oleh Pemda dinilai tidak sesuai dengan kondisi lapangan.

Hal ini lantaran terdapat masih cukup banyak penularan di tengah masyarakat.

"Sekarang kenyataannya di lapangan sampai ada klaster baru, tiba-tiba di satu institusi ada 100 lebih (kasus positif Covid-19 red.), nah itu kan menunjukan masih terjadi penularan," katanya seperti dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari Kantor Berita ANTARA.

Baca Juga: Ahli Ungkap Penyebab Masalah pada Pengguna Gigi Palsu, Salah satunya Pola Hidup yang Tidak Higienis

Sebelumnya pemerintah Kota Bandung menyatakan saat ini wilayahnya masuk zona oranye yang bisa dipahami tingkat risikonya sedang dengan angka reprduksi di bawah satu, yakni 0,81.

Namun, Eka menyebut apabila angka reproduksi di bawah satu, maka seharusnya sudah tidak ada lagi penularan Covid-19 antarmanusia.

"Yang disebut angka reproduksi kan harus di bawah satu. Kalau di atas satu artinya angka penularannya masih tinggi. Ternyata waktu itu dari PSBB diubah dari Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) katanya ada kemajuan, tapi sekarang angka reproduksi naik, penyebaran bertambah," tuturnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x