Presiden Iran Tuduh Bom Bunuh Diri di Masjid Syiah di Afghanistan Merupakan Proyek AS

10 Oktober 2021, 11:40 WIB
Presiden Iran Ebrahim Raisi. /Morteza Fakhri Nezhad/YJC/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS

PR DEPOK - Presiden Iran Ebrahim Raisi mengeluarkan pernyataan bahwa serangan bunuh diri di tengah pelaksanaan Salat Jumat adalah "proyek keamanan" AS.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Sputnik pada Minggu, 10 Oktober 2021, Raisi menuduh insiden tersebut sengaja "diciptakan" AS untuk mewujudkan "agitasi etnis" di Afghanistan.

"Dengan ini saya menyatakan keprihatinan atas aksi teroris dan hasutan agama dengan agitasi etnis, yang merupakan bagian dari proyek keamanan baru AS untuk Afghanistan," kata Raisi.

Baca Juga: Incar Juara Premier League, Cristiano Ronaldo Ingin Manchester United Mengontrak Rekan Setimnya di Juventus

Diketahui, sebuah pemboman di wilayah Kunduz utara Afghanistan menewaskan lebih dari 50 orang dan melukai lebih dari 140 lainnya.

Seorang pembom bunuh diri dilaporkan meledakkan rompi peledak di tengah kerumunan jamaah Syiah yang telah berkumpul di dalam masjid.

Kelompok teroris ISIS-K mengaku bertanggung jawab atas ledakan bunuh diri tersebut.

Serangan itu adalah yang paling berdarah sejak 26 Agustus lalu, ketika sebuah ledakan dahsyat menghantam bandara Kabul yang menewaskan sedikitnya 169 warga Afghanistan dan 13 tentara AS.

Dalam sebuah pernyataan, presiden Iran menyatakan belasungkawa kepada rakyat Afghanistan dan kepada seluruh masyarakat atas kematian yang syahid, yang melibatkan sejumlah besar orang.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Sebut Dirinya Pernah Ngobrol dengan Sandiaga Uno, Cak Lontong: Jangan Sombong

"Kejahatan ini, yang dilakukan pada Rabiul Awal, bulan persatuan umat Islam, dengan tujuan menabur perselisihan di antara umat Islam," tutur Raisi.

"Dilakukan oleh mereka yang anti-manusia dan anti-agama jelas bagi semua orang," ia melanjutkan.

"AS telah memfasilitasi perluasan kegiatan penjahat ISIS di Afghanistan dan mencegah mereka dihabisi," ujar Raisi kembali.

Lebih jauh, ISIS-K telah meningkatkan serangannya di Afghanistan sejak Taliban* mengambil alih negara yang dilanda perang itu pada 15 Agustus.

Mereka menargetkan Taliban dan penduduk Afghanistan dengan banyak ledakan bom, termasuk dua ledakan yang sangat mematikan di Kabul.

Baca Juga: Kabar Gembira, Kemendes PDTT Berikan Peluang Studi hingga S3 untuk Kepala Desa dan TPP Berprestasi

Raisi juga menekankan bahwa Iran siap untuk memberikan dukungan penuh kepada kami. Saudara-saudara Afghanistan.

"Kami berharap dengan kewaspadaan kelompok Afghanistan dan pembentukan pemerintah inklusif, insya Allah, rakyat Afghanistan akan dapat melihat perdamaian," tambahnya.

Sebelumnya pada awal pekan ini, sebuah ledakan di dekat masjid Eid Gah mengguncang ibu kota Kabul. Ledakan itu menewaskan 12 orang dan melukai 32 lainnya.

Sehubungan dengan serangan itu, tiga orang dilaporkan telah ditangkap oleh pihak keamanan Taliban yang memerintah Afghanistan.

Iran, yang merupakan negara mayoritas Muslim Syiah, sangat berhati-hati dalam berkomentar mengenai Taliban, menghindari kritik terbuka terhadap pemerintahan mereka.

Namun Teheran mengatakan pihaknya tetap berhubungan baik dengan kelompok Islamis tersebut.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Sputnik

Tags

Terkini

Terpopuler