Pendapatan Turun Selama PSBB Depok, Ribuan Sopir Belum Terima Bantuan

21 April 2020, 13:47 WIB
SOPIR angkot di Depok belum menerima bantuan dari gubernur dan wali kota terkiat PSBB.* /AMIR FAISOL/PR/

PIKIRAN RAKYAT - Ribuan Sopir angkot di Depok yang sudah didata sebagai penerima bantuan sosial Gubernur Jawa Barat dan Wali Kota mengeluh lantaran bantuan tersebut belum turun.

Bantuan Gubernur Jawa Barat diketahui berjumlah Rp 500.000 yang dibagikan dalam bentuk uang tunai Rp 150.000 dan sembako senilai Rp 350.000.

Sementara untuk bantuan yang disiapkan Pemerintah Kota Depok dianggarkan sebesar Rp 250.000 bagi 30.000 KK.

Baca Juga: Erick Thohir Resmi Hapus THR bagi Direksi dan Komisaris BUMN

Sekertaris Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Depok, M Hasyim mengatakan sudah mengusulkan sebanyak 2.500 sopir angkot yang memang terdampak bencana Virus Corona atau COVID-19 ke Dinas Sosial agar menerima bantuan sosial.

Namun jelang satu minggu pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bantuan tersebut sama sekali belum diterima oleh ribuan sopir angkot yang sudah diusulkan.

Lantas Hasyim menyebut seluruh sopir angkot 06 berinisiatif akan memarkirkan mobilnya di depan Balaikota Depok sebagai bentuk aksi untuk mempertanyakan kapan bansos tersebut bisa diterimanya.

Baca Juga: Tol Akan Ditutup Jika Pemerintah Larang Mudik Lebaran untuk Antisipasi Penularan Corona

Beruntungnya kata dia, setelah organda mendengar informasi ini langsung melakukan mediasi bersama sejumlah sopir angkot di Simpang Depok.

Demikian disampaikan M Hasyim kepada Pikiranrakyat-depok.com saat ditemui usai melakukan mediasi bersama puluhan sopir angkot di Simpang Depok Selasa, 21 April 2020.

"Inisiatif pengemudi terkait dengan bantuan yang dijanjikan oleh pemerintah daerah baik kota maupun provinsi maupun pusat terkait dengan PSBB," kata M Hasyim.

Baca Juga: Kisruh Kabar Bansos PSBB Depok Disunat, Wali Kota: Saya Curiga Itu Bantuan Ridwan Kamil

"Sudah berapa hari ini Depok memberlakukan PSBB tapi tidak ada kejelasan kapan bantuan langsung itu diterima oleh para pengemudi," ujarnya.

Hasyim menyampaikan organda sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial terkait permasalahan tersebut.

Namun hingga saat ini organda selaku organisasinya belum mendapatkan jawaban kapan kira-kira bantuan untuk anggotanya itu didapatkan.

Baca Juga: Petisi Selidiki Bill Gates Terkait Vaksin Corona dan Populasi Kini Populer di Internet

"(Koordinasi) sudah (diupayakan) dengan Ibu Kiki (Kabid Jaminan Sosial, Dinas Sosial) tapi belum ada jawaban, kemarin. Beliau kalau ditelepon saya (selalu) rapat terus. Mungkin memvalidasi data, alasannya seperti itu," ungkapnya.

Yang jelas kata Hasyim, saat ini baru ada bantuan dari pemerintah pusat melalui pihak kepolisian yang direncanakan baru akan cair pekan depan, tepatnya Senin, 27 April 2020.

Hanya dari 2.000 orang yang didaftarkan, pemerintah pusat mengalokasikan sejumlah bantuan itu hanya bagi 900-1.000 sopir angkot.

Baca Juga: Sidang Isbat Ramadhan Kamis 23 April 2020, Berikut Ini 82 Lokasi Pemantauan Hilal

Sementara sisanya dialokasikan kepada ojek pangkalan dan sejumlah pekerja non formal lainnya.

"Jatah utk organda 900-1000, dari 2.000 yang harusnya didapatkan. Itu yang polres," imbuhnya.

Berdasarkan pantauan Pikiranrakyat-depok.com di Simpang Depok sejumlah sopri angkot 06 sempat bersitegang, menanyakan kapan mereka mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah.

Baca Juga: Cara Mendapatkan Nomor IMEI untuk Ponsel yang Dibeli dari Luar Negeri, Unduh Aplikasi Ini

Pasalnya, sopir angkot merupakan salah satu warga terdampak bencana Virus Corona atau COVID-19. Saat ini Pemerintah Kota Depok membatasi jumlah penumpang yang boleh diangkut selama PSBB berlangsung.

Salah satu sopir angkot 06, Edi Irwan mengaku selama PSBB pendapatannya sangat turun drastis.

Dia menyebutkan hanya bisa membawa uang Rp 30.000 per harinya sementara kalau hari-hari biasa pendapatannya bisa mencapai Rp 90.000-Rp. 110.000.

Baca Juga: Cek Fakta: TKA Asal Tiongkok Disebut Kembali Masuk Indonesia, Simak Faktanya

"Ridwan Kamil kan bilang rakyat Jawa Barat jangan sampai kelaparan tapi realisasinya tidak ada. Di RT RW juga hanya berapa persen yang dapat. Terus kita mencari rezeki juga dipersempit harusnya kita bawa 7-8 orang diturunin jadi 5 orang dari sini ke Terminal. Anak istri kita mau makan apa?," tutur Edi.

"(Bansos) belum sama sekali (diterima). Jadi kita sudah bicara juga melalui online dan di Youtube itu tidak ada tanggapan. Mungkin dengan cara begini kita didengar kali ya," tambahnya. ***

Editor: Billy Mulya Putra

Tags

Terkini

Terpopuler