Depok Ungkap Penularan Transmisi Lokal Kasus COVID-19, 1 Pasien Positif Tularkan 5 sampai 7 Orang

27 Mei 2020, 16:10 WIB
POLISI memeriksa pengendara sepeda motor berpenumpang saat penerapan PSBB di perbatasan Jakarta-Depok, Jawa Barat, Rabu 15 April 2020.* /ASPRILLA DWI ADHA/ANTARA/

PIKIRAN RAKYAT - Kasus COVID-19 di Kota Depok masih menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi setiap harinya.

Catatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 menunjukkan bahwa penambahan kasus mulai meningkat sejak 14 Mei sampai 22 Mei 2020.

Wali Kota Depok, Mohammad Idris menyampaikan penyebaran kasus di kotanya sudah melalui trasmisi lokal.

Mohammad Idris menggambarkan transmisi lokal penularan COVID-19 di daerahnya menunjukkan satu orang positif bisa menularkan pada 5-7 orang.

Baca Juga: Beredar Kabar Bakteri Penyebab Kematian Pasien Virus Corona, Simak Faktanya 

Dengan begitu, Mohammad Idris menyimpulkan bahwa Depok masih sangat rentan terhadap penularan di lingkungan warga. Apalagi warga yang berkontak langsung dengan pasien terkonfirmasi positif.

Demikian disampikan Mohammad Idris kepada Pikiranrakyat-depok.com saat dikonfirmasi belum lama ini.

"Depok telah menyediakan RS (khusus) isolasi bagi warga terdampak COVID-19, khususnya kasus konfirmasi positif isolasi mandiri untuk dapat melakukan isolasi di rumah sakit sehingga dapat memutuskan mata rantai penularan COVID-19," kata Mohammad Idris.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita juga mengonfirmasi bahwa penyebaran penularan COVID-19 di daerah ini masih sangat tinggi bahkan dia menyebut satu orang positif bisa menularkan 4-10 orang.

Baca Juga: Dituding Langgar Aturan California, Elon Musk dan Grimes Sepakat Ganti Nama Anak Mereka 

Temuan ini bisa diketahui dari proses tracing di lingkungan keluarga, tempat kerja, dan sekolah.

"Intinya keluarga dan tempat dia beraktivitas seringnya di mana (di-tracing)," kata Novarita saat dikonfirmasi.

Menyoali transmisi lokal, Novarita menjelaskan penularan sudah bisa terjadi di lingkungan warga antarkelurahan ataupun kecamatan.

Awalnya klaster di Depok memang banyak berasal dari DKI Jakarta namun kali ini penyebaran kasus beradasarkan hasil tracing sudah menunjukkan transmisi lokal.

Perihal tingginya penularan berdasarkan jenis usia di Kota Depok, ditemukan usia produktif masih sangat tinggi terpapar pandemi virus corona.

Baca Juga: Ribuan Anggota Polres Metro Depok Ikuti Rapid Test, Petugas PSBB Diprioritaskan 

"Di Kota Depok kan sekarang sudah hampir kelurahan ada. Karena usia produktif itu sering bepergian berinteraksi dengan orang lain ditambah tidak menggunakan protokol kesehatan. Mobilitas tinggi lebih tinggi kenanya," ungkapnya.

Kendati begitu, Pemerintah Kota Depok masih sangat berhati-hati dalam membuka klaster penularan pandemi virus corona yang hingga Senin 25 Mei 2020 sudah menembus angka 514 orang.

Juru bicara bicara Gugus Tugas Percepatan Penanagan COVID-19, Dadang Wihana menyampaikan alasan untuk tidak membuka klaster penularan virus corona adalah untuk menjaga kondusivitas di lingkungan masyarakat.

Baca Juga: PKI Dikabarkan Bangkit Kembali dan Tengah Melakukan Persiapan Latihan Perang, Simak Faktanya 

Dadang menyampaikan berkenaan dengan klaster penularan corona di Kota Depok menyangkut lembaga, organisasi, dan kelompok masyarakat.

"Klaster mungkin kita belum bisa karena ada yang terkait lembaga, organisasi, dan pokmas," kata Dadang Wihana.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler