“Jadi daripada nongkrong-nongkrong doang dan buang-buang duit buat orang, kenapa enggak kita bikin (sesuatu) yang menghasilkan dan bisa sambil nongkrong bareng-bareng,” tuturnya lagi.
Bukan tanpa rintangan, Kopi Wasa sendiri awalnya didirikan oleh lima orang. Namun, kini hanya tersisa sisa tiga orang lantaran kesibukan dan perbedaan visi-misi.
Di samping itu, ada hal menarik di tempat Kopi Wasa berdiri. Tepat di sampingnya, terdapat sebuah butik yang menjajakan busana khusus wanita bernama Butik Mois.
“Jadi awalnya itu sebelum Kopi Wasa belum ada di tempat ini, tadinya itu butik baju cowok dan memang sudah ada butik untuk cewek,” tuturnya.
Seiring berjalannya waktu, jelas Aldi, butik baju pria dialihkan menjadi Kopi Wasa karena sudah tampak sepi.
“Butik ceweknya enggak bisa dipisah karena sudah duluan buka. Jadi mau tidak mau, kita yang menyesuaikan tempatnya,” ujar dia menjelaskan.
Meski demikian, Aldi mengungkapkan bahwa kedua tempat tersebut memiliki konsepnya masing-masing.
“Untuk konsepnya, kita berbeda ya. Butiknya punya sendiri konsepnya, dan (tempat) kopinya juga sendiri. Jadi ya beririsan saja,” katanya.