Tidak Ada Gagasan Besar, Kampanye PKS di Pilkada Depok 2020 Dinilai Masih Konservatif

- 2 Maret 2020, 12:44 WIB
Ketua DPD PKS Kota Depok bersama bakal calon Walikota Depok pada Pilkada Depok 2020 dalam agenda Talk Show Pembangunan Bakal Calon Wali Kota Depok dari PKS yang mengusung tema “Infrastruktur dan Lingkungan Hidup”, Minggu 1 Maret 2020.
Ketua DPD PKS Kota Depok bersama bakal calon Walikota Depok pada Pilkada Depok 2020 dalam agenda Talk Show Pembangunan Bakal Calon Wali Kota Depok dari PKS yang mengusung tema “Infrastruktur dan Lingkungan Hidup”, Minggu 1 Maret 2020. /Amir Faisol/PR

PIKIRAN RAKYAT - Gagasan pembangunan yang ditawarkan bakal calon Walikota Depok pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) September 2020 mendatang dinilai masih sangat konservatif.

Bakal calon masih terjebak dalam isu-isu sosial, lingkungan dan permasalahan yang terjadi saat ini.

Seharusnya gagasan untuk membangun Kota Depok sudah harus berisfat futuristik.

Baca Juga: BREAKING NEWS - 2 Warga Depok Positif Terinfeksi Virus Corona Usai Menjamu Warga Jepang

Pandangan ini disampaikan praktisi di bidang Pembangunan Infrastruktur yang sudah berpengalaman selama 25 tahun dalam membangun infrastruktur, Satya Graha saat ditemui Pikiranrakyat-depok.com dalam agenda Talk Show Pembangunan Bakal Calon Wali Kota Depok dari PKS yang mengusung tema “Infrastruktur dan Lingkungan Hidup” Minggu, 1 Maret 2020.

"Mereka terjebak pada pertanyaan mengatasi permasalahan masa lalu, misalnya kemacetan, dan sampah. Semua merancang kesana. (Seharusnya) kita mengatasi yang (permasalahan) yang ada di masa sekarang dan masa depan yang harus diantisipasi," kata Satya.

Satya menilai kampanye seorang bakal calon Walikota Depok seharusnya sudah harus mengarah ke ranah interconnection city lantaran Depok sebagai daerah penyanggah ibu kota Jakarta, belum lagi bersinggungan dengan kota lain seperti Bogor.

Baca Juga: Virus Corona Menyebar di Sejumlah Negara dan Tidak Terdeteksi

Maka dari itu, bicara soal pembangunan infrastruktur khusunya untuk mengatasi kemacetan di kota ini gagasan yang disampaikan sudah harus mengarah ke transportasi yang berbasis integrated system.

Bagi Satya, gagasan membangun underpass, jalan baru, dan pelebaran jalan seperti yang ditawarkan oleh Imam Budi Hartono bukan hal yang solutif.

Praktisi pembangunan infrastruktur, Satya Graha saat ditemui Pikiranrakyat-depok.com dalam agenda Talk Show Pembangunan Bakal Calon Wali Kota Depok dari PKS yang mengusung tema “Infrastruktur dan Lingkungan Hidup”, Minggu 1 Maret 2020
Praktisi pembangunan infrastruktur, Satya Graha saat ditemui Pikiranrakyat-depok.com dalam agenda Talk Show Pembangunan Bakal Calon Wali Kota Depok dari PKS yang mengusung tema “Infrastruktur dan Lingkungan Hidup”, Minggu 1 Maret 2020 Amir Faisol/PR

Solusi seperti ini sudah sering diimplementasikan di Jakarta namun gagal lantaran pelebaran jalan berbanding lurus dengan penambahan volume kendaraan yang pada akhirnya berdampak terhadap kemacetan.

Baca Juga: Masuk Daftar Negara Terinfeksi, Scott Morrison Ragukan Status Bebas Virus Corona Indonesia

Belum lagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Depok tidak banyak.

Oleh karena itu, gagasan yang bersifat futurristik itu menjadi gagasan yang solutif untuk menghidupkan Kota Depok.

Gagasan futuristik sudah meninggalkan diskursus tentang pengelolaan sampah.

Baca Juga: Picu Depresi Hingga Diabetes, Kenali Efek Samping Diet Karbohidrat yang Ekstrem

Terlebih isu pengelolaan sampah sudah menjadi obrolan dari jaman dulu namun sangat monoton.

Yang terpenting menurutnya, ke depannya bagaimana memikirkan Kota Depok dengan pembangunan kota yang lebih tertata.

Untuk itu, solusi membangun Kota Depok dalam pandangan Satya adalah dengan cara menyebar pusat-pusat perekonomian.

Baca Juga: Menhub Ungkap Alasan Pemilihan Bandara Kertajati sebagai Pendaratan Pesawat yang Pulangkan 69 WNI tekait Virus Corona

Sentra ekonomi jangan dibebankan di daerah Margonda yang pada akhirnya menimbulkan kemacetan yang luar biasa di daerah ini.

"Bayangkakan kalau pusat ekonomi dipecah jangan hanya di Margonda. Pecah dikoridor-koridor jalan tol. Maka tak perlu kita buatkan pelebaran jalan, jalan baru, dan uderpass. Itu konsep konservatif itu tradistional goals. futuristik lebih ke penataan tata ruang," ujar Satya.

Satya berpendapat dalam hal mengatasi permasalahan trasnportasi publik, dirinya berpandangan saat ini KRL memang masih menjadi andalan warga untuk beraktivitas.

Baca Juga: 6 Bahan Makanan Dapur yang Bisa Tingkatkan Imunitas Tubuh Saat Musim Hujan

Namun mendengar pemaparan salah satu bakal calon, Farida Rachmayanti yang berusaha ingin menambah gerbong kereta tidak mudah untuk diimplementasikan.

KRL bukan sepenuhnya tanggung jawab Pemkot Depok melainkan pemerintah pusat.

Diperlukan koordinasi yang tinggi antara daerah dengan pusat namun solusi seperti ini sifatnya jangka panjang.

Baca Juga: Tiba di Bandara Kertajati, 69 WNI ABK Kapal Diamond Princess Menuju Pulau Sebaru Kecil

Oleh karena itu berbicara soal grand design Kota Depok, lagi-lagi perencanaan pembangunan harus terintegrasi jangan hanya terjebak di lintas dalam kota.

"Grand design enggak bisa bicara di Depok saja. harus bicara dengan kota lain. Depok ada tiga kota yang diapit. Seandainya kegiatan warga di tiga kota pindah ke Depok maka akan menjadi peluang besar bagi Kota Depok," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya oleh Pikiranrakyat-depok.com, tiga bakal calon Wali Kota Depok yang berasal dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di antaranya Imam Budi Hartono, Hafid Nasir, dan Farida Rachmayanti mensosialisasikan ide-ide untuk membangun Depok di masa mendatang yang akan memberikan manfaat kepada masyarakat.

Baca Juga: Surat Sakti Fans Cilik United Berikan Liverpool 2 Kekalahan Beruntun

Imam Budi Hartono mengungkapkan dalam melakukan pembangunan terdapat 2 elemen prioritas yaitu membangun manusia dan membangunan secara fisik.

Dua elemen penting dalam pembangunan tersebut diungkapkan Imam dalam agenda Talk Show Pembangunan Bakal Calon Wali Kota Depok dari PKS yang mengusung tema “Infrastruktur dan Lingkungan Hidup”.

Sementara itu Hafid Nasir menekankan pentingnya komunikasi yang baik dengan pihak pemerintah pusat dan pemerintah provinsi sehingga terciptanya pembangunan infrastruktur yang baik.

Baca Juga: 3 Perbedaan Film Live-Action Mulan dengan Versi Animasinya

“Komunikasi politik perlu dibangun dengan baik sehingga pembangunan infrastruktur bisa cepat terlaksana,” tutur Hafid.

Sedikit berbeda dari 2 bakal calon sebelumnya, Farida Rachmayanti menekankan pembangunan pada bidang transportasi yang ramah bagi keluarga.

Farida berjanji jika dirinya terpilih menjadi Wali Kota Depok akan menambah rute Jabodetabek Residence (JR) Connection yang hanya ada di satu lokasi di Depok yaitu rute Perumahan Grand Depok City (GDC) menuju ITC Cempaka Mas Jakarta.***

Editor: Billy Mulya Putra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x