Baca Juga: Titik Balik Nyong Tomia, Kisah Penyelamat Laut Wakatobi
Di luar kenaikan harga itu, Suyadi tidak pernah berniat untuk menimbun barang hanya saja memang ketersediaan berkurang di pasar induk lantaran tingginya permintaan dari warga.
Bahkan harga Temulawak di pasar induk mencapai Rp 40.000 sehingga harga akhirnya bisa lebih dari harga pertama di pasar induk tersebut. Padahal harga normal temulawak biasanya berada di kisaran Rp 5.000 atau Rp 8.000.
"Barang apapun kalau kosong pasti naik," ujarnya.
Sementara itu, warga Kota Depok, Zahrul Darmawan mengaku kaget adanya lonjakan harga tanaman temulawak pasalnya fenomena seperti ini langka.
Zahrul juga mewajarkan fenomena punic buying ini berkaitan dengan kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) virus corona di Kota Depok.
Baca Juga: Sekda Depok Ngomel, Mohammad Idris Seharusnya Keluarkan SK KLB Virus Corona
Yang pasti kata dia, jangan sampai fenomena seperti ini dijadikan momentum bagi pedagang untuk memainkan harga di tengah kepanikan warga akan virus corona.
"Jangan sampai ditimbun. Kalau memang ditimbun ya pemerintah harus bertindak," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya oleh Pikiranrakyat-depok.com bahwa dua pasien positif corona di Indonesia merupakan warga Depok bahkan berdomisili di sebuah komplek perumahan di Kota Depok.