Harga Temulawak di Depok Melonjak Jadi Rp 50.000 per Kilogram setelah Temuan 2 Warga Positif Virus Corona

- 4 Maret 2020, 16:24 WIB
WARGA Depok meyakini ramuan tradisional seperti temulawak dan kunyit bisa mencegah penyebaran epidemi virus corona (Covid-19), kondisi ini menimbulkan kelonjakan harga tanaman herbal itu dari Rp 10.000 menjadi Rp 50.000 per kilogram di Pasar Kemiri Muka.*
WARGA Depok meyakini ramuan tradisional seperti temulawak dan kunyit bisa mencegah penyebaran epidemi virus corona (Covid-19), kondisi ini menimbulkan kelonjakan harga tanaman herbal itu dari Rp 10.000 menjadi Rp 50.000 per kilogram di Pasar Kemiri Muka.* /AMIR FAISOL/PR

PIKIRAN RAKYAT - Warga Kota Depok meyakini ramuan tradisional seperti temulawak dan kunyit bisa mencegah penyebaran epidemi virus corona (Covid-19), kondisi ini menimbulkan lonjakan harga tanaman herbal itu dari Rp 10.000 menjadi Rp 50.000 per kilogram di Pasar Kemiri Muka.

Pedagang ramuan herbal yang sudah berdagang selama 15 tahun, Suyadi kaget lantaran lonjakan harga ini terjadi pertama kali sepanjang sejarah dirinya berjualan.

Fenomena ini terjadi dua hari pascavirus corona diketahui telah menjangkit dua warga di Kota Depok yang saat ini masih melakukan observasi di RSIP, Jakarta Utara.

Tingginya permintaan tanaman herbal ini diyakininya telah mengurangi ketersediaan di pasar induk sehingga bisa memengaruhi kenaikan rantai harga tanaman herbal, temulawak.

Baca Juga: Tompi Dikabarkan Beli Masker 20.000 Kotak, Simak Faktanya 

Demikian disampaikan Sayudi saat dikonfirmasi Pikiranrakyat-depok.com di Pasar Kemiri Muka, Kota Depok pada Rabu, 4 Maret 2020.

"Kalau lonjakan ada. Temulawak tinggi banget dari Rp 10.000 ke Rp 50.000 dua hari ini semenjak virus corona ditemukan di Depok," kata Suyadi.

Suyadi menjelaskan tanaman herbal lain yang mengalami lonjakan harga selain temulawak adalah kunyit, serai, dan jahe.

"(Harga) jahe tinggi juga tapi lonjakannya tidak banyak dari Rp 20.000 ke Rp 40.000. Serai tidak begitu (tinggi). Kalau di pedagang eceran dari Rp 4.000 ke Rp 10.000 cuma enggak banyak. Kunyit dari Rp 6.000 ke Rp 12.000. Temulawak tinggi banget," katanya.

Baca Juga: Titik Balik Nyong Tomia, Kisah Penyelamat Laut Wakatobi 

Di luar kenaikan harga itu, Suyadi tidak pernah berniat untuk menimbun barang hanya saja memang ketersediaan berkurang di pasar induk lantaran tingginya permintaan dari warga.

Bahkan harga Temulawak di pasar induk mencapai Rp 40.000 sehingga harga akhirnya bisa lebih dari harga pertama di pasar induk tersebut. Padahal harga normal temulawak biasanya berada di kisaran Rp 5.000 atau Rp 8.000.

"Barang apapun kalau kosong pasti naik," ujarnya.

Sementara itu, warga Kota Depok, Zahrul Darmawan mengaku kaget adanya lonjakan harga tanaman temulawak pasalnya fenomena seperti ini langka.

Zahrul juga mewajarkan fenomena punic buying ini berkaitan dengan kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) virus corona di Kota Depok.

Baca Juga: Sekda Depok Ngomel, Mohammad Idris Seharusnya Keluarkan SK KLB Virus Corona 

Yang pasti kata dia, jangan sampai fenomena seperti ini dijadikan momentum bagi pedagang untuk memainkan harga di tengah kepanikan warga akan virus corona.

"Jangan sampai ditimbun. Kalau memang ditimbun ya pemerintah harus bertindak," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya oleh Pikiranrakyat-depok.com bahwa dua pasien positif corona di Indonesia merupakan warga Depok bahkan berdomisili di sebuah komplek perumahan di Kota Depok.

Peristiwa ini diketahui bermula saat Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta pada Senin, 2 Maret 2020 siang.

Baca Juga: Hindari Kontak Langsung, Sejumlah Sekolah di Depok Kurangi Jabat Tangan Antara Guru dan Siswa Antisipasi Virus Corona 

Diketahui, dua warga Kota Depok yang berinisial NT (31) dan ibunya MD (64) telah terkonfirmasi Virus Corona atau COVID-19.

Menanggapi informasi masuknya COVID-19, Wali Kota Depok Mohammad Idris memastikan pihaknya sudah memberikan surat edaran kepada seluruh rumah sakit dan puskesmas untuk meningkatkan koordinasi bila ada pasien yang diduga suspect corona.***

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah