Kenapa Semangka Jadi Simbol Solidaritas Palestina? Ternyata Ini Sejarah dan Alasannya

- 2 November 2023, 10:30 WIB
Semangka menjadi simbol Palestina dan benderanya, ketika ekspresi lainnya dilarang oleh otoritas Israel.
Semangka menjadi simbol Palestina dan benderanya, ketika ekspresi lainnya dilarang oleh otoritas Israel. /[X/@zazim_org_il]

PR DEPOK - Aksi solidaritas sebagai bentuk dukungan pada warga Palestina dan penolakan terhadap aksi serangan Israel di Jalur Gaza terus disuarakan masyarakat dunia.

Selain membantu dalam bentuk donasi, aksi solidaritas Palestina juga muncul di media sosial dengan beredarnya simbol semangka dalam berbagai illustrasi.

Bukan tanpa alasan buah semangka dijadikan simbol solidaritas Palestina, melainkan ada sejarah di sebaliknya.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Soto Terkenal di Batununggal Bandung, Aromanya Sangat Menggoda

Lalu, kenapa semangka jadi simbol solidaritas Palestina? Mari cari tahu alasan dan sejarahnya.

Dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Times, penggunaan semangka sebagai simbol solidaritas atau dukungan terhadap Palestina ternyata bukanlah hal baru.

Penggunaan buah semangka sebagai simbol Palestina pertama kali muncul setelah Perang Enam Hari pada tahun 1967. Saat itu Israel menguasai Tepi Barat dan Gaza, serta mencaplok Yerusalem Timur.

Baca Juga: Rasanya Maknyus! Rekomendasi 5 Tempat Makan Seafood di Jakarta Barat, Ada Banyak Varian Kerang

Pada saat itu juga, pemerintah Israel menjadikan pengibaran bendera Palestina di depan umum sebagai pelanggaran pidana di Gaza dan Tepi Barat.

Untuk menghindari larangan tersebut, warga Palestina mulai menggunakan semangka sebagai simbol bendera Palestina.

Alasannya karena ketika semangka dibelah, buah tersebut memiliki warna nasional seperti bendera Palestina—merah, hitam, putih, dan hijau.

Setelah adanya Perjanjian Oslo, Israel kemudian mencabut larangan penggunaan bendera Palestina pada tahun 1993.

Baca Juga: Ramalan Keuangan Zodiak Leo, Virgo, Libra, dan Scorpio November 2023: Jangan Boros, Cobalah Menabung

Isi dari Perjanjian Oslo mencakup pengakuan timbal balik antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina dan merupakan perjanjian formal pertama yang mencoba menyelesaikan konflik antara Israel-Palestina yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

Setelah perjanjian tersebut, New York Times menyetujui peran semangka sebagai simbol selama pelarangan bendera.

“Di Jalur Gaza, di mana para pemuda pernah ditangkap karena membawa irisan semangka—yang menunjukkan warna merah, hitam, dan hijau Palestina—tentara hanya berdiam diri, dengan sikap bosan, saat prosesi berjalan dengan mengibarkan bendera yang pernah dilarang,” tulis jurnalis Times, John. Kifner.

Baca Juga: Komite Nasional BDS Palestina Serukan Boikot 7 Produk Israel Ini

Semangka sebagai simbol Palestina juga muncul dalam bentuk karya seni. Pada tahun 2007, tepat setelah Intifada Kedua, seniman Khaled Hourani menciptakan Kisah Semangka untuk sebuah buku berjudul Atlas Subjektif Palestina.

Pada tahun 2013, ia mengisolasi satu cetakan dan menamakannya Warna Bendera Palestina, yang sejak itu telah dilihat oleh orang-orang di seluruh dunia.

Penggunaan semangka sebagai simbol Palestina lalu muncul kembali pada tahun 2021, menyusul keputusan pengadilan Israel bahwa keluarga Palestina yang tinggal di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur akan diusir dari rumah mereka untuk dijadikan tempat bagi pemukim.

Pada bulan Januari, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir memberi polisi wewenang untuk menyita bendera Palestina.

Baca Juga: BLT El Nino 2023 Cair November Melalui Cara Apa? Temukan Info Penting tentang Mekanisme Penyalurannya

Hal itu kemudian diikuti dengan pemungutan suara pada bulan Juni mengenai rancangan undang-undang yang melarang orang mengibarkan bendera di lembaga-lembaga yang didanai negara, termasuk universitas. (RUU tersebut lolos persetujuan awal tetapi pemerintah kemudian runtuh).

Pada bulan Juni, Zazim, sebuah organisasi komunitas Arab-Israel, meluncurkan kampanye untuk memprotes penangkapan dan penyitaan bendera Palestina.

Gambar semangka terpampang di 16 taksi yang beroperasi di Tel Aviv, dengan teks bertuliskan , “Ini bukan bendera Palestina.”

“Pesan kami kepada pemerintah jelas: kami akan selalu menemukan cara untuk menghindari larangan yang tidak masuk akal dan kami tidak akan berhenti memperjuangkan kebebasan berekspresi dan demokrasi,” kata direktur Zazim Raluca Ganea seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Times.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: TIME


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah