"Mekanisme memilih ini terekam dan teradministrasikan melalui logistik. Jadi, logistik Pilkada memiliki peran yang penting dalam suksesi kontestasi, di samping instrumen tahapan yang lain," ujar Nana.
Nana menjelaskan, sejak awal pihaknya telah memiliki standar operasional prosedur (SOP) dalam mempersiapkan dan merencanakan pengelolaan logistik Pilkada. SOP tersebut bertajuk ‘just in tim’, yakni mengedepankan prinsip tepat jumlah, tepat waktu, tepat sasaran, dan tepat kualitas.
Selanjutnya, Nana mengungkapkan, KPU Kota Depok akan menerima logistik lain selain kotak suara dalam waktu dekat.
Dia menambahkan, pihaknya akan terus mengupayakan pengelolaan logistik yang dapat terlaksana dengan baik dalam proses pemilu di Kota Depok.
Baca Juga: Ungguli Donald Trump dengan 224 Electoral Votes, Joe Biden Butuh 46 Suara untuk Menang Pilpres AS
"Selain kotak suara, dalam waktu dekat kami juga akan terima logistik yang lain, berupa bilik, segel, hologram, sampul dan lain sebagainya. Kami tetap terus mengupayakan agar pengelolaan logistik ini dapat terlaksana dengan baik, transparan dan akuntabel," pungkas Nana.
Seperti yang diketahui, bahwa Pilkada Kota Depok akan dilaksanakan pada 9 Desember 2020 mendatang.
Dalam pemilu tersebut, terdapat dua pasang calon (paslon) yang akan memperebutkan sekitar 1,2 juta suara pemilih di Kota Depok.
Adapun dua paslon tersebut yakni petahana Wali Kota Depok Mohammad Idris berpasangan dengan kader PKS Imam Budi Hartono. Kemudian calon dari Partai Gerindra yakni Pradi Supriatna berpasangan dengan kader PDI Perjuangan Afifah Alia.***