Massa di Madura Kepung Rumah Ibunda Mahfud MD, Rocky Gerung: Istana Harusnya Berterima Kasih

2 Desember 2020, 12:25 WIB
Rocky Gerung./ /Instagram.com/@rocky_gerung/

PR DEPOK – Berita menghebohkan datang dari Madura, di mana belum lama ini sekelompok massa mengepung rumah orang tua Menko Polhukam Mahfud MD yang tepatnya berlokasi di Pamekasan.

Kabar ini lantas ramai diperbincangkan publik usai diketahui bahwa massa yang melakukan pengepungan tersebut adalah massa yang membela pentolan Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab.

Peristiwa ini pun menuai sorotan dari sejumlah pihak tak terkecuali pengamat politik sekaligus filsuf, Rocky Gerung.

Baca Juga: Amandemen UU Dinas Militer Disahkan, Korsel Beri Pengecualian BTS Tunda Wamil hingga Usia 30 Tahun

Dalam keterangan yang disampaikan melalui dialognya bersama Hersubeno Arief dalam segmen Forum News Network, Rocky menilai bahwa warga Madura ini merasa ada yang kurang pas dengan cara pemerintah menghadapi Habib Rizieq.

"Dan ekspresinya tentu gak mungkin harus bawa truk menyeberang jembatan Suramadu, terus jalan truknya ke istana. Jadi simbol yang paling dekat, Pak Mahfud tentu," kata Rocky Gerung seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari kanal YouTube Rocky Gerung Official.

Insiden ini, menurut Rocky, menandakan bahwa saat ini pikiran kritis dapat berasal dari mana saja, bukan sekedar di KAMI ataupun FPI.

Baca Juga: Sebut Pengepungan Rumah Mahfud MD Sinyal Ketidakadilan, Rocky Gerung: Supaya Presiden Tahu

Dirinya pun menganggap bahwa hal ini merupakan indikasi bahwa politik telah merembet ke semua wilayah.

"Mungkin kalau ada kendaraan lebih cepat, mungkin temen-temen di Madura itu bergerak ke Solo itu, buat demo di depan rumah Pak Jokowi," ujar Rocky.

Sementara itu, disampaikan pula oleh Rocky Gerung, warga Madura kebanyakan bergerak cepat untuk mengespresikan apa yang tengah dirasakan.

Baca Juga: Masa Pandemi Covid-19, Mahfud MD: Tak Jamin Berkurangnya Ancaman Radikalisme dan Terorisme

"Ekspresinya adalah ekspresi sesaat, jadi apa yang dipikirkan ya itu diucapkan, bahkan dalam bentuk humor atau dalam bentuk satir khas Madura kan gitu," ucapnya.

"Tapi itu memperlihatkan kemampuan orang Madura untuk mengendapkan problem yang rumit lalu dieksplisitkan diterangkan dalam bentuk humor," ucap Rocky Gerung.

Lebih lanjut, Rocky Gerung menyampaikan, peristiwa yang terjadi di Madura tersebut dapat menjadi tanda bahwa politik Indonesia tidak dalam keadaan stabil.

Baca Juga: Anggaran DPRD Jakarta 2021 Alami Kenaikan, Fraksi Golkar: Hanya Tunjangan, Bukan Gaji Anggota Dewan

Oleh karena itu, menurutnya istana harusnya berterima kasih atas pengepungan yang terjadi di Pamekasan tersebut.

"Harusnya berterima kasih pada peristiwa di Madura sebagai tanda bahwa ada yang disebut civil disobedient yang kemudian tumbuh menjadi perlawanan diam-diam. Tentu saja tetap ingin supaya perselisihan politik tidak diselesaikan di jalan," tuturnya.

Rocky pun menilai bahwa apa yang terjadi di jalanan, seperti unjuk rasa menyerukan aspirasi, adalah buah dari ditutupnya jalan dialog dengan pihak istana.***

Editor: Billy Mulya Putra

Tags

Terkini

Terpopuler