Jauh Sejak Beberapa Tahun Silam, Gus Dur Sudah Prediksi Kemensos Jadi Lumbung Korupsi

9 Desember 2020, 08:35 WIB
Almarhum Gus Dur. /Instagram.com/@jaringangusdurian

PR DEPOK - Penetapan Menteri Sosial (Mensos) Juliari Peter Batubara sebagai tersangka korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), semakin menambah daftar panjang pucuk pimpinan di Kementerian Sosial (Kemensos) yang harus ditangkap oleh lembaga antirasuah tersebut.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Mensos sekaligus politisi PDI Perjuangan tersebut, ditangkap oleh KPK dalam kasus suap pengelolaan dana bantuan sosial penanganan Covid-19 berupa paket sembako di Kemensos tahun 2020.

Sebelumnya, dua Mensos lain juga pernah ditangkap oleh KPK karena terlibat tindak pindana korupsi.

Baca Juga: Lelah Ditanya 'Kapan Nikah?' Mungkin Anda Bisa Balas dengan 12 Ucapan Berikut Ini!

Adapun kedua sosok yang dimaksud antara lain Bachtiar Chamsyah, mantan Mensos periode 2001-2009, serta Idrus Marham, mantan Mensos di periode kedua Presiden Jokowi.

Bachtiar didakwa atas tindak pidana korupsi dalam pengadaan mesin jahit, pengadaan sapi potong, serta pengadaan sarung di Departemen Sosial (kini Kemesos) pada 2006-2008.

Sedangkan Idrus Marham, ditahan KPK pada tahun 2018 setelah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus suap proyek pembangunan PLTU Riau 1.

Rentetan korupsi di Kemensos ini ternyata telah diprediksi oleh Presiden ke-4 Indonesia, Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur.

Baca Juga: Mangkir dalam Panggilan Kedua Penyidik, Polri Buka Kemungkinan Jemput Paksa Habib Rizieq

Pernyataan Gus Dur mengenai korupsi di Kemensos, pernah beliau sampaikan dalam sebuah acara di stasiun televisi swasta Indonesia beberapa tahun silam, semasa beliau hidup.

Cuplikan video pernyataan tersebut diunggah kembali oleh akun Twitter @GUSDURians, pada 6 Desember 2020 lalu.

"Dalam talkshow Kick Andy, Gus Dur menyebut alasan mengapa ia membubarkan Departemen Sosial (kini bernama Kementerian Sosial): lembaga yang harusnya melayani masyarakat tapi malah korupsinya gede-gedean. "Sampai hari ini!"," kata akun Twitter @GUSDURians, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Baca Juga: Sebut FPI Suka Bohong, Habib Husin: Kalau Terbukti Bawa Senjata, Ini Bisa Ancam Masyarakat

Dalam video unggahan tersebut, sang pembawa acara, Andy Flores Noya, menanyakan alasan Gus Dur membubarkan Departemen Sosial dan Departemen Penerangan.

Sementara saat itu, banyak orang terlantar yang harus diayomi departemen tersebut.

Namun, justru Gus Dur menjawabnya dengan santai dan mengungkapkan bahwa Departemen Sosial adalah Departemen yang melakukan tindak korupsi secara besar-besaran.

“Karena Departemen itu yang seharusnya mengayomi rakyat ternyata korupsinya gede-gedean, sampai hari ini,” kata Gus Dur.

Baca Juga: Sebut Petugas Sudah Sesuai SOP saat Tembak Mati Laskar FPI, Ahmad Sahroni: Polisi Harus Bela Diri!

Andy kemudian bertanya lagi, dengan mengumpamakan hal itu seperti membunuh tikus yang seharusnya tidak membakar lumbungnya.

“Kalau membunuh tikus kan tidak harus membakar lumbungnya,” tanya Andy.

“Oh memang, karena tikusnya sudah menguasai lumbung,” jawab Gus Dur dengan singkat, namun menusuk.

Untuk diketahui, pada saat menjabat sebagai Presiden ke-4 Indonesia, Gus Dur sempat membubarkan Depsos yang dinilainya akan membuat pemerintah menjadi terlalu berkuasa, dan masyarakat menjadi tidak mandiri karena dilayani terus-menerus.

Baca Juga: Polisi Sebut Laskar FPI Bersenjata Api Saat Insiden, Husin Shihab: Ngeri Juga Kalau Terus Didiamkan

Kini, pernyataan Gus Dur beberapa tahun silam benar-benar menjadi kenyataan. Dan hal ini tentu harus menjadi pelajaran bagi pemerintah agar tidak ada lagi tindak korupsi, terutama di lingkungan Kementerian Sosial.

Sehingga tujuan utama dari kementerian tersebut sebagai pengayom masyarakat yang terlantar secara sosial, bisa tercapai.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler