PR DEPOK – Sekretaris Jenderal Habib Rizieq Shihab (Sekjen HRS) Center, Haikal Hassan Baras menjelaskan perkaranya terkait mimpi bertemu Rasulullah.
Sebenarnya, kata Haikal, dirinya merasa sangat keberatan ketika mengetahui kisahnya diangkat dan menjadi konsumsi publik.
Kisah yang dimaksud adalah ceritanya mengenai mimpi bertemu Rasulullah yang menjadi polemik hingga saat ini.
Baca Juga: Percaya Konspirasi Covid-19, Apoteker AS Rusak 57 Botol Vaksin Moderna karena Dianggap Bisa Ubah DNA
Atas ceritanya itu, Haikal dilaporkan ke pihak kepolisian lantaran dianggap telah menyebarkan berita bohong.
Haikal mengaku bahwa dirinya tidak tahu pihak yang merekam momen saat dirinya menceritakan kisahnya itu.
Seperti diketahui bersama, cerita tersebut ia sampaikan di pemakaman lima laskar Front Pembela Islam (FPI) di Megamendung beberapa waktu lalu.
“Jadi ceritanya ini saya sebenarnya sangat keberatan diangkat ke publik. Saya juga gak tau siapa yang rekam, siapa yang angkat ke publik, siapa yang viralkan, siapa yang upload, saya gak tau,” ucap Haikal seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal YouTube Fadli Zon Official pada Kamis, 7 Januari 2021.
Baca Juga: Sebut Selalu Blokir Akun Situs Tak Senonoh, Fadli Zon: Mungkin Saja Ada Kelalaian Staf
Bahkan, Haikal tidak akan melupakan kata-katanya di awal cerita yang memang ditujukan kepada keluarga korban yang tengah berduka.
Menurut penjelasannya, disampaikannya hal tersebut bertujuan agar keluarga yang sedang berduka diberi ketenangan.
Selain itu, Haikal mengaku bahwa dirinya juga pernah berada di posisi mereka yang sedang merasa kehilangan.
Maka dari itu, Haikal menyatakan bahwa dia seharusnya dianggap sebagai mitra aparat kepolisian.
Baca Juga: FZ Diduga Sukai Konten Porno, Muannas: Jangan Sampai Beli Pulsa Buat Like 'Gituan', Dianggarkan Pula
“Harusnya saya dianggap mitra polisi, mestinya, karena saya katakan ke mereka sudah jangan sedih,” katanya menjelaskan.
Haikal mengungkapkan bahwa ceritanya itu bertujuan untuk menenangkan mereka yang sedang dilanda kesedihan.
“Jangankan kasus ini, misalnya ada orang meninggal karena narkoba, yang kita bilang apaan? ‘Bu, hati-hati ya anaknya di neraka’, kan gak mungkin. Kita bilang dia sudah tenang, semoga dosanya diampuni, gitu kan?” ucapnya.
***