Nilai Blusukan Risma Bermakna Politis, Pengamat: Usai Ahok Kalah, PDIP Ingin Rebut Posisi Gubernur

9 Januari 2021, 10:18 WIB
Menteri Sosial, Tri Rismaharini atau Risma. /ANTARA FOTO/Galih Pradipta./

PR DEPOK – Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin mengemukakan pendapatnya terkait aksi blusukan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini (Risma) atau Risma.

Pasalnya, aksi blusukan yang dilakukan Mensos Risma tersebut akhir-akhir ini menuai sorotan yang ramai di publik.

Menurut penilaian Ujang, aksi blusukan yang dilakukan Mensos Risma tersebut merupakan suatu manuver politik.

Baca Juga: Susul Facebook, Twitter Resmi Blokir Akun Donald Trump Secara Permanen, Ternyata Ini Alasannya

Ujang menyampaikan komentarnya dalam acara “Apa Kabar Indonesia” bertema “Risma Blusukan, Kerja atau Manuver Politik?”.

“Kalau apa yang dilakukan politisi ya tentu manuver politik,” ucap Ujang pada Kamis, 7 Januari 2021 seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal YouTube Talk Show tvOne.

Ujang menilai, aksi blusukan Risma dapat diartikan sebagai sebuah kritik tajam dan bermakna politis.

“Itu kritik, tajam sekali sebetulnya. Blusukan itu bermakna politik sangat keras, katakanlah menyindir Anies," ujarnya menambahkan.

 

Baca Juga: Kasus Harian Covid-19 Pecah Rekor Lagi, Faisal Basri: Pak Presiden Buatlah Segera Rencana Darurat

Padahal, kata dia, apabila birokrasi bekerja dengan benar, maka seharusnya Kemensos berkoordinasi dengan Pemprov, Wali Kota, dan bersama-sama menyelesaikan masalah itu.

Lebih lanjut, dirinya berpendapat bahwa setelah kekalahan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, PDI Perjuangan ingin untuk merebut posisi gubernur dari partai lain.

“Pascakekalahan Ahok di Pilkada 2017 lalu, ini PDIP ingin merebut posisi gubernur dari tangan partai lain, dan itu secara politik tidak ada yang aneh,” ucapnya.

Ia mengatakan, persaingan antara Risma dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sudah terlihat sejak Risma menjadi Wali Kota Surabaya.

Baca Juga: Fadli Zon Resmi Dipolisikan, Husin Shihab: Ngeri Gak Pake Lama Langsung Dilaporin, Respect!

Selanjutnya, kata Ujang, persaingan itu semakin menjadi-jadi ketika Risma dilantik sebagai Mensos.

“Kita lihat saja kronologinya, bagaimana dulu ketika Risma jadi wali kota itu dibanding-bandingkan dengan Anies terkait dengan pengelolaan sampah, mana yang lebih baik, terkait penanganan corona,” kata Ujang.

Oleh sebab itu, berdasarkan insting politiknya, Ujang berkeyakinan bahwa Risma akan didukung dan didorong untuk menjadi gubernur di masa yang akan datang.

“Saya punya keyakinan, ini insting politik saja, Risma itu bisa didukung untuk didorong menjadi gubernur nanti di tahun 2022 ketika Pilkada dimajukan atau 2024 nanti,” ujarnya.

Baca Juga: Tsamara Amany Bela Aksi Blusukan Mensos Risma: Heran Kok Dibuat Ruwet! Itu Bagus dan Layak Didukung

Lebih jauh Ujang, ia menyebutkan bahwa setelah kekalahan Ahok, tidak ada tokoh yang bisa dibandingkan dengan Anies Baswedan.

Kondisi tersebut menjadikan Mensos Risma dinilai cocok untuk bersaing dengan Anies Baswedan.

“Pasca kekalahan Ahok itu tidak ada tokoh yang bisa dibandingkan dengan Anies. Jadi para haters Anies memiliki ada kekosongan di ruang itu. Nah ruang itu sekarang diisi oleh Risma,” katanya.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Youtube tvOneNews

Tags

Terkini

Terpopuler