Usai Kembali Erupsi, PVMBG Imbau Masyarakat agar Waspadai Potensi Bahaya Erupsi Gunung Semeru

17 Januari 2021, 10:54 WIB
Gunung Semeru kembali erupsi pada Sabtu, 16 Januari 2021. /Antara/Umarul Faruq

PR DEPOK - Gunung Semeru pada Sabtu, 16 Januari 2021 kembali erupsi dan meluncurkan awan panas guguran dengan jarak luncur empat kilometer ke arah Besuk Kobokan. 

Peristiwa erupsi terjadi tepatnya pada pukul 17.24 WIB dan aktivitas guguran lava juga terjadi dengan jarak luncur antara 500-1.000 meter dari Kawah Jongring Seloko ke arah Besuk Kobokan. 

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kemudian mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi bahaya erupsi dari Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur tersebut.

Baca Juga: Nilai Gempa Majene Aneh dan Kurang Lazim, Daryono BMKG: Fenomena Ini Membuat Kita Menaruh Curiga

Informasi itu disampaikan oleh Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Hendra Gunawan.

"Potensi ancaman bahaya erupsi Gunung Semeru berupa lontaran batuan pijar di sekitar puncak, sedangkan material lontaran berukuran abu dapat tersebar lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin," kata Hendra saat dihubungi dari Lumajang, Sabtu 16 Januari 2021.

Dalam kesempatan itu, Hendra mengungkapkan terkait potensi ancaman bahaya lainnya berupa awan panas guguran dan guguran batuan dari kubah atau ujung lidah lava ke sektor tenggara dan selatan dari puncak. 

Baca Juga: Guntur Romli dan Muannas Kompak Sebut Penegakan Hukum Harus Dilakukan pada Ramalan Mbak You

"Jika terjadi hujan dapat terjadi lahar dingin (red:lahar hujan) di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak Gunung Semeru, sehingga harus diwaspadai," ucapnya menambahkan. 

Menurutnya, untuk saat ini arah luncuran awan panas dan guguran telah mencapai jarak luncur maksimum empat kilometer ke sektor tenggara dan selatan dari puncak. 

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara, selain hal yang disebutkan itu, Hendra menambahkan bahwa bisa terjadi lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak. 

Baca Juga: Respons Guru Besar USU yang 'Hina' SBY dan AHY, Rachland Nashidik: Memangnya Jokowi Musuhi SBY?

Kemudian, ia juga menjelaskan bahwa PVMBG memberikan rekomendasi batas aman pada masyarakat yang berada di lereng Gunung Semeru yaitu dalam status level II (waspada). 

Hal tersebut diinformasikan agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius satu kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak empat kilometer arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara. 

"Masyarakat juga diminta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Radius dan jarak rekomendasi itu akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya," ujar Hendra menjelaskan. 

Baca Juga: Jokowi Tunjuk Komjen Sigit Jadi Calon Tunggal Kapolri, Neno Warisman Beri Tanggapan

Sebagai informasi, Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di pulau Jawa tersebut mempunyai tipe strato dengan kubah lava, dengan puncak tertinggi Mahameru. 

Letusan gunung itu umumnya bertipe vulkanian dan strombolian, berupa penghancuran kubah atau lidah lava, serta pembentukan kubah lava atau lidah lava baru. 

Penghancuran kubah/lidah lava mengakibatkan pembentukan awan panas guguran yang merupakan karakterisitik dari Gunung Semeru.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler