Para Pedagang di Pasar Wilayah Jabodetabek Lakukan Aksi Mogok Selama Tiga Hari

21 Januari 2021, 14:37 WIB
Seekor kucing berada di los daging yang sepi akibat aksi mogok pedagang di Pasar Senen, Jakarta, Rabu, 20 Januari 2021. /ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA

PR DEPOK – Beredar kabar yang menyebutkan para pedagang daging sapi di Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) akan melakukan aksi mogok selama tiga hari.

Kabar aksi mogok tersebut mengacu pada surat edaran Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) bernomor 08/A/DPD-APDI/I/2021.

Rencana tersebut dipicu karena harga daging sapi yang tengah melonjak di pasaran sejak awal 2021.

Baca Juga: Respons Perlakuan Daerah kepada Presiden, Refly: Maka tak akan Rasakan Penderitaan Rakyat

Dalam beberapa hari terakhir, harga daging sapi murni mencapai Rp120 ribu per kilogram (kg), padahal harga biasanya berkisar pada Rp110 ribu hingga Rp114 ribu per kg.

Sedangkan, untuk harga daging sapi bagian paha belakang juga turut naik. Harga biasanya sekira Rp100.000 per kg, kini naik menjadi Rp126.000 per kg.

Menanggapi kabar tersebut, sebelumnya Ikatan Pedagang Pasar Indonesia turut mengimbau agar pedagang daging di Jabodetabek tidak melakukan aksi mogok berjualan.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Video Tampilan Google Earth Dikaitan dengan Insiden Sriwijaya Air SJ182

Imbauan tersebut tertera dalam Surat Edaran (SE) DPP IKAPPI Nomor 91/SE/IKAPPI/I/2021 yang dikeluarkan pada 19 Januari 2021, yang ditandatangani oleh Ketua Umum IKAPPI, Abdullah Mansuri.

IKAPPI memahami kondisi para pedagang daging di Jabodetabek yang sepi pembeli karena harga daging sapi tengah melambung tinggi.

Akan tetapi, aksi mogok bukanlah cara yang baik untuk melakukan bentuk aksi tanda protes. IKAPPI menyarankan agar lebih baik tetap berjualan dengan mengurangi volume penjualan.

Baca Juga: Beri Pembelaan untuk Pandji, Andi Arief ke Muannas: Kurang Pintar Teriak Kurang Ajar!

"Kami meminta kepada para pedagang daging se-Jabodetabek agar pedagang daging tidak mogok berjualan sebagai bentuk aksi tanda protes, tetapi (cukup) mengurangi volume penjualan," tulis Abdullah dalam surat edaran tersebut, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari ANTARA.

Dalam surat edaran tersebut, Abdullah mengimbau agar para pedagang daging di Jabodetabek menyikapi persoalan melonjaknya harga daging dengan pertimbangan yang matang.

IKAPPI mengerti kesulitan dari para pedagang daging saat ini. Namun, harus juga diingat bahwa daya beli masyarakat saat ini terus menurun akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga: Jokowi Sebut Banjir Kalsel Akibat Luapan Sungai, Hairus Salim: Seperti Melindungi Investor

Untuk diketahui, bahwa para pedagang daging di Jabodetabek melakukan aksi mogok sejak 20 Januari 2021 kemarin.

Dari pemantauan Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Barat, pada Kamis, 21 Januari 2021, masih menemukan pedagang daging sapi yang berjualan di wilayah tersebut yakni di Pasar Pecah Kulit.

Sedangkan pasar tradisional di luar Pasar Pecah Kulit tidak menemukan satupun pedagang daging sapi yang berjualan.

Baca Juga: Terkuak! Pengakuan Mengejutkan Petugas Medis Wuhan, Diminta Berbohong Soal Bahaya Covid-19

Di Pasar Warung Buncit, Jakarta Selatan, masih terlihat sejumlah pedagang daging sapi yang berjualan di tengah aksi mogok yang dilakukan sejumlah pedagang daging lain.

Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (Sudin KPKP) Kota Jakarta Selatan, Hasudungan Sidabalok menyebutkan, pihaknya melakukan pemantauan ke sejumlah pasar terkait aksi mogok pedagang daging.

Pasar-pasar yang didatangi, yakni Pasar Kebayoran Lama, Pasar Minggu, Pasar Lenteng Agung, dan Pasar Lokbin Pasar Minggu. Hampir semua pedagang di pasar tersebut mogok jualan daging.

Baca Juga: Cek Fakta: Menteri Erick Thohir Dikabarkan Bocorkan Informasi Chip dalam Vaksin Covid-19

Selain pasar, petugas Sudin KPKP juga melakukan pemantauan di rumah Jagal Ciputat. Para tukang jagal stop memotong sesuai surat edaran dari asosiasi.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler