Jokowi Kini Dahulukan Pandemi Dibandingkan Ekonomi, Rocky Gerung: Berarti Omnibus Law Juga Harus Dibatalkan

1 Februari 2021, 14:44 WIB
Pengamat politik, Rocky Gerung. /Rocky Gerung Official

PR DEPOK  Presiden RI Joko Widodo, belum lama ini menyatakan bahwa ekonomi yang menurun tidak lagi menjadi masalah asalkan angka Covid-19 juga ikut turun.

Pernyataan ini disampaikan pada saat dirinya memimpin rapat terbatas Pendisiplinan Melawan Covid-19 di Bogor pada 29 Januari 2021 lalu.

Menanggapi pernyataan presiden ini, pengamat politik sekaligus filsuf, Rocky Gerung, menilai Jokowi kini berprinsip “pandemi first” atau mendahulukan pandemi dan bukan lagi “economy first” atau mendahulukan ekonomi.

Baca Juga: Cek BST Februari 2021 dengan NIK KTP dan KIS di dtks.kemensos.go.id untuk Dapat Bantuan Rp300 Ribu

Namun, katanya, keputusan ini tentu akan disertai dengan konsekuensi yang juga harus dijalankan oleh pemerintah.

“Namun ada konsekuensinya yaitu seluruh undang-undang peraturan pemerintah, (seperti) Omnibus Law, Undang-Undang Nomor 2 tentang Covid juga harus dibatalkan. Karena undang-undang itu semuanya didasarkan pada asumsi bahwa ‘economy first’, sekarang presiden bilang ‘pandemi first’. Jadi batal demi logika sebetulnya semua undang-undang itu,” ujarnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal YouTube Rocky Gerung Official.

Dipaparkan oleh Rocky, sikap Jokowi ini mungkin dipicu oleh bisikan dari pihak-pihak tertentu, seperti Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, agar Jokowi lebih mendahulukan kesehatan daripada ekonomi.

Baca Juga: Gunakan Nomor Whatsapp, Cara Mudah Dapatkan Subsidi Token Listrik Gratis PLN Februari 2021

“Mungkin presiden baru dapat bisikan dari Menteri Kesehatan yang baru, yang betul-betul mampu untuk melawan seluruh kedunguan kebijakan penanganan pandemi ini. jadi kita mesti analisis kenapa presiden berubah pikiran,” tutur Rocky melanjutkan.

Ia lantas menyebut ada dua kemungkinan yang menjadi alasan Jokowi mengeluarkan pernyataan yang mengakui perekonomian Indonesia yang menurun itu.

Menurut pengamat politik itu, bisa saja presiden kini sudah mulai menerima dan mendengar masukan dari pihak-pihak non pemerintah, atau bisa juga karena pemerintah sudah menyerah.

Baca Juga: Tanggapi Polah Abu Janda, Susi Pudjiastuti: Pasti Ndak Pernah Makan Ikan Dia

“Yaitu bahwa ‘sudah, sudah nyerah’ sebetulnya, cuma masih pakai bahasa yang agak ‘ya nggak  apa-apa juga kalau ekonomi memburuk, asal pandemi membaik’. Kan ini nggak jelas dari mana ilmunya,” paparnya.

Sementara itu, soal Jokowi yang juga ‘membela diri’ dengan menyebut bahwa negara-negara lain juga meskipun menerapkan lockdown, tapi tetap ada trial and error, Rocky mengatakan bahwa hal ini adalah bentuk dari involusi.

Involusi sendiri adalah kebalikan dari evolusi, yang maknanya adalah kemunduran dalam perkembangan atau bisa dikatakan juga sebagai kemerosotan.

Baca Juga: Sebut Jokowi Tak Dengar Saran Ekonom, Rocky Gerung: Sudah Frustrasi Baru Bilang Gak Apa-Apa Ekonomi Turun

“Saya kasih contoh, kalau misalnya tangan saya nggak pernah saya pakai buat bergelantungan di akar pohon, lama-lama tangan saya itu menyusut, karena memang nggak difungsikan. Itu namanya mengalami involusi, jadi otot juga otak kita bisa mengalami involusi kalau gak pernah dipakai,” ujar Rocky Gerung.

Menurutnya, involusi ini juga berlaku di dalam kebijakan pemerintah, yang bisa jadi memburuk jika tidak pernah dipakai.

“Apa yang nggak pernah dipakai? Bertanding pikiran dengan oposisi, bertanding pikiran dengan epidemiologis yang di luar pemerintah. Kalau itu dilakukan, maka sebetulnya hari ini presiden tidak perlu acceptance lagi (menerima bahwa ekonomi menurun), sehingga nggak perlu cari perbandingan dengan luar negeri,” tuturnya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Tags

Terkini

Terpopuler