PR DEPOK – Pengamat politik sekaligus filsuf, Rocky Gerung, mengomentari pernyataan Presiden RI Joko Widodo, yang mengatakan bahwa tidak apa-apa ekonomi turun, asalkan angka Covid-19 turun juga.
Dalam komentarnya, Rocky menilai sikap Jokowi yang akhirnya menerima dan mengakui penurunan ekonomi ini, sebenarnya telah diprediksi oleh para ahli epidemiolog dan ekonom non pemerintah.
“Kan itu yang diterangkan oleh para ekonom kan, ekonom non pemerintah dan epidemiologis non pemerintah bahwa ‘ya sudah terima saja bahwa ekonomi kita akan memburuk kalau APBN dipakai untuk menangani pandemi. Jadi, pemerintah enggak mau dengar itu kan,” ujar Rocky Gerung, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal YouTube miliknya.
Baca Juga: Menkes Budi Targetkan Vaksinasi Covid-19 Selesai dalam Waktu 12 Bulan, Simak Alasan Berikut
Pengakuan Jokowi bahwa ekonomi Indonesia memburuk ini dinilai terlambat oleh Rocky, lantaran sang presiden tidak mau mendengarkan perkataan para ekonom dan epidemiolog itu sejak awal-awal masa pandemi.
“Itu sama seperti, saya paling suka tuh acaranya Bolot, Malih sama Sule tuh. Jadi sudah diterangkan berkali-kali pada si Bolot, Bolotnya pahamnya tuh belakangan, karena memang pendengarannya enggak nyampe. Dia gak bisa olah konsep itu,” katanya.
Ia lantas menyebut sikap pemerintah ini dengan istilah bolot syndrome, yang mana pemerintah terlambat mengucapkan penerimaan kondisi ekonomi yang memburuk ini.
Keterangan Jokowi tersebut, terang Rocky, dapat dilihat sebagai upaya pemerintah untuk mengkondisikan rakyat agar tahan terhadap ekonomi.