PR DEPOK – Tokoh Papua, Christ Wamea kembali menanggapi isu kudeta kepemimpinan Partai Demokrat.
Sebagaimana diberitakan, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memaparkan adanya gerakan pengambilalihan paksa kepemimpinan Partai Demokrat.
Rencana konsep yang dipilih para pelaku untuk mengganti dengan paksa Ketum Partai Demokrat yang sah, kata dia, yakni dengan menyelenggarakan kongres luar biasa (KLB).
Baca Juga: Syarat dan Cara Agar Teraftar di eform.bri.co.id/bpum untuk Cairkan BLT BPUM UMKM Rp2,4 Juta
Berdasarkan penuturan saksi dalam berita acara pemeriksaan, menurutnya untuk “memenuhi syarat” dilaksanakannya KLB, pelaku gerakan menargetkan 360 orang para pemegang suara.
Nantinya, para pemegang suara itu harus diajak dan dipengaruhi, dengan imbalan uang dalam jumlah yang besar.
“Para pelaku merasa yakin gerakan ini pasti sukses, karena mereka mengklaim telah mendapatkan dukungan sejumlah petinggi negara lainnya,” tutur AHY.
Baca Juga: Setujui SKB Pemerintah Bubarkan FPI, LDII: Kita Tak Pernah Dukung Organisasi Penganut Paham Radikal!
Melalui akun Twitter pribadinya, Chris Wamea memperingatkan adanya “pembegalan” partai.
Menurutnya, aksi tersebut dapat dilakukan dengan modus acara minum kopi bersama.
“Awas begal partai modusnya ngopi-ngopi,” tulis Christ Wamea pada Sabtu, 6 Februari 2021 seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Seperti diketahui, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko merupakan pihak yang diduga menjadi aktor dibalik isu kudeta kepemimpinan Partai Demokrat tersebut.
Moeldoko mengungkapkan bahwa isu yang menyebut dirinya hendak mengkudeta kepemimpinan AHY di Partai Demokrat adalah tidak benar.
Menurut keterangannya, seluruh partai memiliki Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang berisi peraturan mengenai kondisi internal partai tersebut.
Baca Juga: Tak Hanya di Depok, di Kabupaten ini Bahkan Ditemukan 3 Pasar Muamalah
“Janganlah apa itu membuat sesuatu. Itu menurut saya sih kayaknya ini kayak dagelan aja gitu. Lucu-lucuan. Moeldoko mau kudeta. Lah apa yang dikudeta?” ucapnya.
Mantan Panglima TNI itu menuturkan dirinya selalu membuka pintu komunikasi kepada siapa pun, baik itu di rumahnya, maupun di tempat-tempat lain.
“Bingung juga, saya orang ngopi-ngopi kok bisa ramai begini. Apalagi ada yang grogi lagi. Apa sih urusannya ini. Saya ini kan ngopi-ngopi saja. Beberapa kali di sini, ya di luar biasa, wong kerjaan saya bicara sana sini,” kata Moeldoko.
Selain itu, Moeldoko juga menegaskan bahwa dirinya bekerja secara profesional sebagai Kepala Staf Kepresidenan dalam menjalankan tugas.
Moeldoko mengaku bahwa dirinya tidak pernah mengemis jabatan apapun.
“Saya itu orang yang mencintai pekerjaan. Saya orang profesional dan itu bisa saya tunjukkan di mana pun,” tuturnya tegas.***