Sebut Anies Baswedan Diolok-olok Saat Banjir Jakarta, Gus Umar: Giliran di Semarang, Semua Buzzer pada Diam

7 Februari 2021, 15:12 WIB
Gus Umar sebut buzzer pada diam saat terjadi banjir di Semarang dan beda saat banjir di Jakarta hingga olok-olok Anies Baswedan 7 purnama. /Twitter/@UmarHasibuan_75.

PR DEPOK – Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Gus Umar Hasibuan, turut mengomentari banjir yang terjadi di Semarang, Jawa Tengah. Ia menyoroti perbedaan sikap yang dilakukan kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang daerahnya sedang terendam banjir.

Dalam komentarnya tersebut, Gus Umar mengulas kembali peristiwa banjir di Jakarta yang kemudian mengundang banyak cacian dan hinaan kepada Anies Baswedan.

Hal tersebut disampaikan langsung Gus Umar melalui cuitan di akun Twitter pribadinya @UmarHasibuan_75, Minggu 7 Desember 2020.

Baca Juga: Komentari Banjir di Semarang, Gus Umar: Kasihan Pak Menteri, Kenapa Bukan Gubernur Jateng yang Menjelaskan?

Wkt banjir di Jakarta @aniesbaswedan dihina dan diolok2 sampai 7 purnama,” ujar Gus Umar dalam cuitan sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Menurutnya, hal ini berbeda dengan sikap para buzzer yang tidak berbicara atau berkomentar apapun ketika banjir melanda Semarang, Jawa Tengah.

Giliran banjir di Semarang semua buzzer pd diam tak ngomong sepatah katapun,” kata Gus Umar menambahkan.

 Baca Juga: Tegaskan FPI tak Boleh Dapat Ruang di RI, Ferdinand: Ternyata Anggotanya Ada yang Terlibat Terorisme!

Tak cukup sampai di situ, cuitannya soal sikap buzzer terhadap banjir Jakarta dan banjir Semarang ini lantas diakhiri dengan tagar #KarmaituNyata.

Sebelumnya, Gus Umar juga sempat menanggapi penggunaan kata genangan yang merujuk pada banjir di Semarang itu. Menurutnya, ini berbeda dengan penggunaan istilah yang ditujukkan untuk Jakarta.

Istilah baru kalau di Semarang namanya genangan. Kalau dijakarta namanya banjir,” ujarnya.

Gus Umar menambahkan, istilah-istilah yang digunakan untuk merujuk pada suatu situasi ini tergantung dengan tingkat kebencian yang dimiliki terhadap pihak tertentu.

Baca Juga: Sebut TUMI Sekelas LSM Kecil di RI, Ferdinand: Padahal Anies dan Pendukungnya Sudah Bangga Terima Penghargaan

Istilah apapun dinegara ini tergantung kadar kebenciannya,” lanjut Gus Umar.

Diberitakan sebelumnya, wilayah Semarang dan sekitarnya diguyur hujan lebat sejak Jumat, 5 Februari 2021 hingga Sabtu kemarin. Curah hujan yang tinggi ini lantas mengakibatkan banjir parah di sejumlah wilayah dan melumpuhkan arus lalu lintas.

Terdapat beberapa wilayah yang mengalami banjir yang cukup tinggi, yakni Mangkang, Ngaliyan, Jalur Pantura Mangkang ke arah Jakarta, serta daerah Kaligawe ke Demak dan Surabaya.

Baca Juga: Abu Janda Minta Maaf Sampai Cium Tangan ke Muhammadiyah, Ketua KNPI: Kata Maaf Tak Bisa Hapus Tindak Pidana

Tak hanya melumpuhkan arus lalu lintas, banjir Semarang ini juga mengganggu operasional Stasiun Kereta Api Tawang-Poncol serta jalur perlintasan KA itu sendiri.

Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimoeldjono, banjir ini disebabkan karena curah hujan tinggi yang sudah masuk kategori ekstrem.

“Data curah hujan termasuk ekstrem. Dari hitungan hidrologi periode ulangnya setiap 50 tahun,” ungkap Basoeki.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Twitter @UmarHasibuan75_

Tags

Terkini

Terpopuler