PR DEPOK – Bencana banjir yang terjadi di Jawa Tengah saat ini menjadi sorotan, karena banyak pihak yang membandingkannya dengan banjir di DKI Jakarta.
Pasalnya, di musim penghujan seperti sekarang ini biasanya yang kerap kali tergenang banjir adalah wilayah Jakarta.
Di mana, bila Jakarta dilanda banjir maka banyak publik yang langsung mengkritik Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan karena dianggap tak bisa mengurus wilayahnya.
Namun, berbeda dengan banjir di Jawa Tengah, saat ini tak satu pun terdengar ada yang mengkritik Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo soal banjir ini.
Lantas, sejumlah pihak tersebut pun mempertanyakan soal tidak adanya publik yang mengkritik Ganjar Pranowo. Padahal, memiliki permasalahan yang sama yaitu banjir.
Menanggapi hal ini, Dewan Pakar Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Teddy Gusnaidi menganggap bahwa pihak-pihak yang membandingkan banjir ini terlihat seperti ingin memaksa mengajak orang untuk mengkritik Ganjar Pranowo.
Menurut Teddy Gusnaidi, Anies Baswedan dikritik bukan karena banjir, tetapi karena merusak fasilitas yang sudah ada sehingga menyebabkan banjir.
Tanggapan tersebut disampaikan Teddy Gusnaidi melalui akun Twitter pribadinya @TeddyGusnaidi pada Minggu, 7 Februari 2021.
“Mereka mau memaksakan orang untuk menghujat banjir di jawa tengah, lalu bandingkan dengan kritik ke anies soal banjir. Gue jawab, kalau mau hujat ya hujat aja sendiri gak perlu ngajak2. Kalau @aniesbaswedan dikritik bukan karena banjir, tapi merusak yg sudah ada sehingga banjir,” kata dia dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Seperti diketahui, beberapa daerah di Jawa Tengah diterjang banjir pada Sabtu, 6 Februari 2021.
Banjir yang terjadi di Semarang itu dikabarkan akibat hujan deras yang terus mengguyur Jawa Tengah selama 12 jam.
Kawasan yang tergenang banjir di antaranya wilayah Semarang Utara dan Kota Pekalongan, yang ketinggian airnya mencapai 70 centimeter.
Sementara itu, Sekretatis BPBD Kota Semarang Winarsono mengatakan saat ini masih terdapat beberapa daerah yang tergenang banjir.
Sejumlah daerah tersebut di antaranya Muktiharjo Lor, Gajahbirowo, Banjardowo, Semarang Indah, Citarum, Hundaran Bubakan, serta kawasan Kaligawe.***