PR DEPOK – Politisi Partai Demokrat Rachland Nashidik baru-baru ini mendapat kritikan lantaran menyebut makam Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur dibangun oleh negara.
Rachland Nashidik melontarkan pernyataan itu saat membandingkan Museum dan Galeri Seni SBY-Ani yang menuai kontra dari publik karena mendapat dana hibah dari Pemprov Jawa Timur.
Awalnya, dia menjelaskan bahwa Museum dan Galeri Seni SBY-Ani bukan museum keluarga.
Selain itu Rachland menyebut dana tersebar pembangunan museum berasal dari partisipasi warga.
Pernyataan tersebut disampaikan Rachland Nashidik melalui akun Twitter pribadinya @RachlanNashidik pada Rabu, 17 Februari 2021.
“Pertama, bukan museum keluarga. Kedua, inisiatif pendanaan datang dari Pemprov -- itu juga cuma sebagian. Terbesar berasal dari sumbangan dan partisipasi warga. Ketiga, sebagai pembanding, Anda tahu makam Presiden Gus Dur dibangun negara?” ujar Rachland Nashidik.
Lantas, pernyataan Rachland Nashidik itu ditanggapi oleh mantan ajudan Presiden Gus Dur sekaligus Ketua Umum DPP Barikade Gus Dur, Priyo Sambadha.
Priyo menegaskan bahwa makam Gus Dur sepenuhnya dibiayai oleh keluarga inti. Pemda, hanya membantu membangun infrastruktur sekitar makam.
Menurut Priyo, makam Gus Dur juga memiliki peran besar dalam meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.
Baca Juga: Heran Ada Tersangka Kasus Korupsi Tidak Ditahan, Dewi Tanjung: Siapa yang Kendalikan KPK?
Tanggapan tersebut disampaikan Priyo Sambadha melalui akun Twitter pribadinya @Psambadha pada Jumat, 19 Februari 2021.
“Makam #GusDur dibiayai sepenuhnya oleh keluarga inti. Pemda hanya membangun infrastruktur pelebaran jalan, parkir bus dll demi kelancaran lalin krn ribuan peziarah setiap hari. Makam GusDur jg punya andil besar dlm peningkatan ekonomi masyarakat sekitar,” ujarnya.
Kemudian, Priyo juga menjelaskan terkait kotak amal yang terdapat di makam Gus Dur yang kemudian disumbangkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan.
“Hasil kotak amal yg jumlahnya lumayan juga seluruhnya dikembalikan ke masyarakat. Disumbangkan ke ponpes2, panti2 asuhan yatim piatu, bansos, dll. Tak ada yg dimanfaatkan untuk keperluan makam,” tuturnya.
Priyo menambahkan, Gus Dur tetap bermanfaat bagi masyarakat meskipun dirinya telah tidak ada.
Dia pun meminta kepada pihak manapun agar jangan ada yang mengusik lagi Gus Dur.
“Intinya, amal dan 'manfaat' dari umat Tuhan yang sangat bersahaja bernama Gus Dur terhadap masyarakat dan kemanusiaan tidak berhenti ketika beliau wafat. Alhamdulillah. Puji Tuhan. Beliau sudah tenang di sisi mulia Tuhan Sang Maha Cahaya. Mohon dg hormat jangan diusik lagi,” kata Priyo Sambadha.***